Penyusutan adalah salah satu hal yang harus dipertimbangkan dalam suatu bisnis atau perusahaan. Ini adalah pengeluaran yang diakui untuk secara bertahap menurunkan nilai aset selama masa pakai mereka. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung penyusutan, dan masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan sendiri-sendiri.
Metode penyusutan yang paling umum digunakan adalah metode garis lurus, metode jumlah angka tahun, metode saldo menurun dan metode unit produksi. Namun, dalam artikel ini, kita akan membahas dengan detail dua metode yang paling umum digunakan yaitu metode garis lurus dan metode jumlah angka tahun.
### Metode Garis Lurus
Metode garis lurus adalah metode yang paling sederhana dan populer untuk menghitung penyusutan, Ini dihitung dengan cara mengurangi nilai barang dengan cara yang sama tiap tahun hingga nol. Ini dilakukan dengan menghitung biaya aset, dikurangi nilai residu, dan kemudian dibagi dengan umur ekonomis aset. Nilai residu adalah nilai yang diharapkan pada akhir umur aset dan umur ekonomis adalah umur yang diharapkan dari aset sebelum menjadi tidak bernilai.
Metode ini biasa digunakan untuk aset-aset tetap dengan masa manfaat yang diperkirakan tetap, seperti gedung atau tanah, karena sifatnya yang stabil dan menjamin keseragaman dalam biaya yang timbul dari masa pakai yang digunakan.
Contoh:
Anda membeli sebuah mesin dengan biaya Rp 10.000.000. Mesin memiliki masa manfaat lima tahun dan nilai residu sebesar Rp 1.000.000. Penggunaan metode garis lurus akan menghasilkan hasil sebagai berikut:
“`
Penyusutan = (Biaya – Nilai residu) / umur ekonomis
Penyusutan = (Rp 10.000.000 – Rp 1.000.000) / 5 tahun
Penyusutan = Rp 1.800.000/tahun
“`
Jadi mesin akan disusutkan sebesar Rp 1.800.000 setiap tahun sampai nilai huruf aset mencapai nilai residu sebesar Rp 1.000.000.
### Metode Jumlah Angka Tahun
Metode jumlah angka tahun mengadopsi pendekatan yang lebih realistis daripada metode garis lurus, karena menghitung pengurangan resmi pada tahun pertama. Ini adalah metode yang lebih umum digunakan dalam menghitung penyusutan pada aset dengan umur ekonomi yang lebih singkat, seperti kendaraan bermotor atau peralatan yang umurnya hanya beberapa tahun.
Dalam metode jumlah angka tahun, nilai asset pada setiap tahun berkurang seiring bertambahnya umur asset. Semakin lama umur asset, semakin sedikit nilai pengurangan pada setiap tahunnya. Dalam metode ini, biaya aset dikurangi dengan nilai residu dan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
“`
Penyusutan = (Biaya – Nilai residu) * (umur aset / jumlah angka tahun)
“`
Contoh:
Anda membeli sebuah kendaraan bermotor seharga Rp 400.000.000. Kendaraan tersebut memiliki nilai residu sebesar Rp 50.000.000 dan umur ekonomis selama 5 tahun. Meteran kendaraan saat pembelian menunjukkan 10.000 km. Berikut merupakan metode perhitungan sedang menggunakan metode jumlah angka tahun:
1. Jumlah tahun: 5 + 4 + 3 + 2 +1 = 15
2. Penyusutan pertahun: (Rp 400.000.000 – Rp 50.000.000) / 15 = Rp 25.000.000
3. Penyusutan untuk tahun pertama kendaraan adalah 5/15 dari total penyusutan atau setara dengan Rp 8.333.333,33
4. Nilai Asset setelah tahun pertama = 400.000.000 – 8.333.333,33 = Rp 391.666.666,67
5. Penyusutan untuk tahun kedua = 4/15 dari total penyusutan atau setara dengan Rp 6.666.667
6. Nilai Asset setelah tahun kedua = 391.666.667 – 6.666.667 = Rp 385.000.000
7. Penyusutan untuk tahun berikutnya akan terus dikurangi seiring bertambahnya umur kendaraan dan akan menghasilkan nilai yang berbeda-beda per tahunnya.
Metode garis lurus dan metode jumlah angka tahun adalah dua metode yang umum digunakan dalam menghitung penyusutan di dunia bisnis. Masing-masing metode memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri, sehingga pemilihan metode yang tepat akan berbeda-beda tergantung pada jenis aset yang ingin disusutkan.
### FAQ
#### 1. Apa yang dimaksud dengan nilai residu?
Nilai residu adalah nilai yang diharapkan pada akhir umur aset yang diperkirakan. Ini adalah nilai yang diperkirakan ketika aset sudah selesai masa pakainya.
#### 2. Apa pengaruh dari metode penyusutan terhadap laporan keuangan ?
Metode penyusutan yang berbeda dapat mempengaruhi nilai aset yang tercatat di laporan keuangan. Aset yang disusutkan dengan metode garis lurus akan memiliki nilai yang lebih rendah daripada jika disusutkan dengan metode jumlah angka tahun, karena nilai yang disusutkan diperkirakan akan lebih besar pada awal masa pakai aset.