Membuat tabel distribusi frekuensi dengan Excel cukup mudah dan praktis. Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkahnya secara detail. Selain itu, kita juga akan membahas cara membuat grafik gabungan di Excel dan cara membuat grafik kerapatan distribusi normal. Berikut adalah langkah-langkahnya:
Menyusun Tabel Distribusi Frekuensi dengan Excel
Langkah pertama dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah dengan menentukan kelas interval. Kelas interval adalah rentang atau range dari data yang akan kita gunakan dalam tabel tersebut. Misalnya, jika kita memiliki data berikut:
85, 90, 95, 80, 78, 92, 86, 90, 92, 84, 88, 90, 92, 83, 89, 87, 85, 80, 88, 90
Kita dapat menentukan kelas interval seperti berikut:
Kelas Interval | Frekuensi |
---|---|
78 – 80 | 2 |
81 – 83 | 1 |
84 – 86 | 1 |
87 – 89 | 3 |
90 – 92 | 7 |
93 – 95 | 1 |
Langkah selanjutnya adalah dengan menggunakan rumus FREKUENSI. Rumus ini akan menghitung jumlah data yang berada dalam kelas interval tertentu. Rumusnya adalah seperti berikut:
=FREKUENSI(data_range, class_range)
Di mana:
data_range adalah rentang data yang akan digunakan.
class_range adalah rentang kelas interval yang telah ditentukan.
Untuk contoh di atas, kelas intervalnya adalah B2:B7, sedangkan rentang data yang akan digunakan adalah A2:A21. Oleh karena itu, rumusnya adalah sebagai berikut:
=FREQUENCY(A2:A21, B2:B7)
Setelah itu, kita cukup mengetikkan rumus tersebut di sel yang kosong dan menekan tombol Enter.
Selanjutnya, kita akan membuat grafik untuk menampilkan tabel distribusi frekuensi tersebut. Berikut adalah langkah-langkahnya:
- Pilih seluruh tabel distribusi frekuensi.
- Klik tab “Insert” di bagian atas layar.
- Pilih jenis grafik yang diinginkan. Misalnya, bar chart atau column chart.
- Grafik akan muncul dengan tabel distribusi frekuensi yang telah dibuat.
- Ubah tampilan grafik sesuai keinginan. Misalnya, menambahkan label sumbu, judul grafik, dan sebagainya.
Cara Membuat Grafik Gabungan di Excel
Sebagai contoh, kita akan menggunakan data penjualan mobil dalam dua bulan terakhir. Data tersebut terdiri dari jumlah mobil yang terjual di masing-masing kota. Berikut adalah data tersebut:
Kota | Bulan 1 | Bulan 2 |
---|---|---|
Jakarta | 67 | 78 |
Bandung | 43 | 54 |
Surabaya | 76 | 89 |
Yogyakarta | 23 | 34 |
Bali | 57 | 68 |
Untuk membuat grafik gabungan, ikuti langkah-langkah berikut:
- Pilih seluruh data penjualan mobil.
- Klik tab “Insert” di bagian atas layar.
- Pilih jenis grafik yang diinginkan. Misalnya, bar chart atau column chart.
- Klik kanan pada grafik yang telah dibuat.
- Pilih “Change Chart Type”.
- Pilih grafik gabungan yang diinginkan. Misalnya, grafik garis dan kolom.
- Grafik gabungan akan muncul dengan data penjualan mobil yang telah dibuat.
- Ubah tampilan grafik sesuai keinginan. Misalnya, menambahkan label sumbu, judul grafik, dan sebagainya.
Cara Membuat Grafik Kerapatan Distribusi Normal
Langkah pertama dalam membuat grafik kerapatan distribusi normal adalah dengan menentukan rata-rata dan standar deviasi dari data yang akan digunakan. Misalnya, jika kita memiliki data tinggi badan sebagai berikut:
160, 165, 170, 175, 180, 185, 190
Maka untuk menentukan rata-rata dan standar deviasi, ikuti langkah-langkah berikut:
- Jumlahkan semua data.
- Bagi jumlah tersebut dengan banyaknya data. Ini akan menghasilkan rata-rata.
- Hitung selisih antara setiap data dengan rata-rata.
- Kuadratkan selisih tersebut.
- Jumlahkan hasil kuadrat tersebut.
- Bagi jumlah tersebut dengan banyaknya data.
- Akar pangkat dua hasil pembagian tersebut. Ini akan menghasilkan standar deviasi.
Untuk contoh di atas, rata-rata adalah:
(160 + 165 + 170 + 175 + 180 + 185 + 190) / 7 = 1,725
Selisih antara setiap data dengan rata-rata adalah sebagai berikut:
-65, -60, -55, -50, -45, -40, -35
Kuadrat dari selisih tersebut adalah sebagai berikut:
4,225, 3,600, 3,025, 2,500, 2,025, 1,600, 1,225
Jumlah dari hasil kuadrat tersebut adalah:
18,450
Standar deviasi adalah:
Akar pangkat dua dari (18,450 / 7) = 16,7586
Setelah kita menentukan rata-rata dan standar deviasi, kita dapat membuat grafik kerapatan distribusi normal dengan langkah-langkah berikut:
- Buat kolom untuk menentukan interval. Misalnya, 150-155, 155-160, dan sebagainya.
- Masukkan rumus kerapatan normal yang sesuai:
- =1/(standar_deviasi*AKAR(2*PI()))*EKSP(-(PANGKAT(interval_rata-rata,2)/(2*PANGKAT(standar_deviasi,2)))))
FAQ
1. Apa yang dimaksud dengan distribusi frekuensi?
Distribusi frekuensi adalah cara untuk mengelompokkan dan menampilkan data dalam bentuk tabel. Tabel distribusi frekuensi menunjukkan jumlah data yang masuk ke dalam kelas interval yang telah ditentukan.
2. Apa kegunaan dari grafik kerapatan distribusi normal?
Grafik kerapatan distribusi normal berguna untuk menunjukkan pola distribusi data yang terdapat dalam sebuah sampel. Grafik ini menunjukkan seberapa sering data muncul dalam interval tertentu sehingga kita dapat menentukan pola distribusi data tersebut.