Penilaian status gizi anak merupakan suatu hal penting dalam upaya menjaga kesehatan anak. Dalam penilaian ini, pertumbuhan anak akan dibandingkan dengan standar pertumbuhan anak sehat lainnya dengan menggunakan z score. Z score adalah suatu angka yang menunjukkan seberapa jauh dari standar pertumbuhan anak sehat yang ditetapkan oleh WHO. Dalam artikel ini, kami akan membahas tentang pengertian z score, rumus z score, cara menghitung z score, dan contoh penggunaan z score dalam penilaian status gizi anak.
Pengertian Z Score
Z score adalah skor standar yang digunakan untuk membandingkan nilai suatu variabel dengan nilai rata-rata variabel yang sama dalam suatu populasi. Dalam hal penilaian status gizi anak, z score digunakan untuk membandingkan antropometri anak seperti berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak dengan standar pertumbuhan anak sehat lainnya yang telah ditetapkan oleh WHO. Dalam hal ini, z score digunakan untuk mengetahui apakah pertumbuhan anak termasuk dalam kategori normal, kurang gizi, atau kelebihan gizi.
Rumus Z Score
Rumus z score adalah sebagai berikut:
Z = (x – μ) / σ
- Z: nilai z score
- x: nilai antropometri anak
- μ: nilai rata-rata antropometri anak dalam populasi
- σ: standar deviasi
Dalam hal ini, nilai rata-rata dan standar deviasi antropometri anak yang digunakan adalah nilai rata-rata dan standar deviasi antropometri anak dalam populasi anak yang sehat.
Cara Menghitung Z Score
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menghitung z score, antara lain:
- Mengumpulkan data antropometri anak seperti berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak.
- Mencari nilai rata-rata dan standar deviasi antropometri anak dalam populasi anak yang sehat. Nilai ini dapat ditemukan dalam tabel standar pertumbuhan anak yang telah ditetapkan oleh WHO.
- Masukkan nilai antropometri anak, nilai rata-rata, dan standar deviasi ke dalam rumus z score.
- Hasilnya adalah nilai z score anak yang akan digunakan dalam penilaian status gizi anak.
Contoh Penggunaan Z Score dalam Penilaian Status Gizi Anak
Contoh penggunaan z score dalam penilaian status gizi anak adalah sebagai berikut:
Seorang anak laki-laki usia 5 tahun memiliki tinggi badan 110 cm dan berat badan 20 kg. Nilai rata-rata dan standar deviasi tinggi badan dan berat badan anak laki-laki usia 5 tahun dalam populasi anak yang sehat adalah sebagai berikut:
Rata-rata | Standar Deviasi | |
---|---|---|
Tinggi Badan | 110 cm | 5 cm |
Berat Badan | 20 kg | 2 kg |
Dalam hal ini, dapat dihitung nilai z score tinggi badan anak:
Z = (110 – 110) / 5 = 0
Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa nilai z score tinggi badan anak adalah 0. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi badan anak sejalan dengan standar pertumbuhan anak sehat pada usia 5 tahun.
Setelah itu, dapat dihitung nilai z score berat badan anak:
Z = (20 – 20) / 2 = 0
Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa nilai z score berat badan anak adalah 0. Hal ini menunjukkan bahwa berat badan anak sejalan dengan standar pertumbuhan anak sehat pada usia 5 tahun.
Dari kedua hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa anak tersebut termasuk dalam kategori normal atau tidak mengalami masalah gizi.
FAQ
1. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi z score?
Jawab: Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi z score antara lain usia anak, jenis kelamin anak, faktor genetik, faktor nutrisi, dan faktor lingkungan.
2. Apa konsekuensi dari z score yang rendah atau tinggi pada anak?
Jawab: Z score yang rendah pada anak menunjukkan bahwa anak tersebut mengalami masalah gizi seperti kurang gizi atau gizi buruk. Konsekuensinya adalah anak tersebut dapat mengalami risiko kesehatan yang lebih tinggi seperti infeksi, keterlambatan pertumbuhan, dan masalah pembelajaran. Z score yang tinggi pada anak menunjukkan bahwa anak tersebut mengalami kelebihan gizi. Konsekuensinya adalah anak tersebut dapat mengalami risiko kesehatan yang lebih tinggi seperti obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.
Video tutorial cara mudah menghitung status gizi z score: