Excel merupakan sebuah program aplikasi yang sangat berguna untuk membantu dalam menyelesaikan pekerjaan kantor, terlebih untuk pekerjaan yang berkenaan dengan data. Salah satu keuntungan dalam menggunakan Excel adalah bahwa Anda dapat melakukan banyak hal dengan mudah menggunakan rumus. Dalam artikel ini, kami akan membahas beberapa contoh penggunaan rumus Excel yang sering digunakan dalam pekerjaan sehari-hari, seperti menghitung gaji bersih, membuat progress bar, menghitung nilai error, dan rumus R Square.
Cara Menghitung Gaji Bersih di Excel
Bagi Anda yang bekerja di bidang manajemen SDM, terutama dalam menangani perhitungan gaji karyawan, Excel merupakan salah satu tools yang cukup membantu dan efisien. Dalam menghitung gaji, umumnya karyawan akan dikenakan potongan-potongan seperti potongan pajak, potongan BPJS, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, tidak jarang para manajer SDM merasa kesulitan dalam menghitung gaji bersih karyawan.
Dalam menggunakan Excel untuk menghitung gaji bersih, pertama-tama kita harus menentukan nilai-nilai variabel yang dibutuhkan seperti gaji bruto dan nilai potongan-potongan seperti pajak, BPJS, dan sebagainya. Selanjutnya, kita bisa menggunakan rumus SUMIF, SUMIFS, dan IF dalam melakukan perhitungan.
Cara Menghitung Gaji Bersih Menggunakan Rumus SUMIF dan SUMIFS
Rumus SUMIF digunakan untuk menghitung total nilai dalam sel-sel yang memenuhi suatu kriteria tertentu. Misalnya, jika kita ingin menghitung total gaji karyawan dari seluruh departemen, maka kita bisa menggunakan rumus SUMIF dengan memfilter sel-sel yang mengandung nilai departemen tertentu.
=SUMIF(range,kriteria,sum_range)
- range : merupakan kisaran sel yang akan dicek sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
- kriteria : kriteria yang diinginkan untuk mengatur pemilihan sel-sel yang akan dihitung.
- sum_range : kisaran sel yang nilainya akan dijumlahkan apabila sel pada range memenuhi kriteria yang ditentukan.
Contoh kasus dalam menghitung gaji karyawan menggunakan rumus SUMIF:
Dalam contoh di atas, kita ingin menghitung gaji karyawan dari seluruh departemen. Oleh karena itu, kita menggunakan rumus SUMIF dengan memfilter sel-sel yang mengandung nilai departemen. Hasil yang akan ditampilkan adalah total gaji seluruh karyawan dari seluruh departemen.
Sedangkan rumus SUMIFS digunakan untuk menghitung total nilai dalam sel-sel yang memenuhi beberapa kriteria tertentu sekaligus. Misalnya, jika kita ingin menghitung total gaji karyawan dari seluruh departemen dan bernilai di atas batas gaji tertentu, maka kita bisa menggunakan rumus SUMIFS dengan memfilter sel-sel yang mengandung nilai departemen dan nilai gaji yang di atas batas tertentu.
=SUMIFS(sum_range,criteria_range1,criteria1,criteria_range2,criteria2,…)
- sum_range : kisaran sel yang nilainya akan dijumlahkan apabila sel pada criteria_range1 memenuhi kriteria1, criteria_range2 memenuhi kriteria2, dan sebagainya.
- criteria_range1,criteria_range2,… : kisaran sel yang akan diubah menjadi kriteria.
- criteria1,criteria2,… : kriteria yang diinginkan untuk mengatur pemilihan sel-sel yang akan dihitung.
Contoh kasus dalam menghitung gaji karyawan menggunakan rumus SUMIFS:
Dalam contoh di atas, kita ingin menghitung gaji karyawan dari seluruh departemen dan yang bernilai di atas batas tertentu. Oleh karena itu, kita menggunakan rumus SUMIFS dengan memfilter sel-sel yang mengandung nilai departemen dan nilai gaji yang di atas batas tertentu. Hasil yang akan ditampilkan adalah total gaji seluruh karyawan dari seluruh departemen yang bernilai di atas batas gaji tertentu.
Cara Menghitung Gaji Bersih Menggunakan Rumus IF
Rumus IF digunakan untuk mengelompokkan data dan melakukan perhitungan berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya, jika kita ingin menghitung total gaji karyawan yang memiliki total jam kerja lebih dari 8 jam dan dibayar dengan tarif lembur, maka kita bisa menggunakan rumus IF dengan memeriksa nilai jam kerja dan tarif lembur.
=IF(logical_test,value_if_true,value_if_false)
- logical_test : kriteria yang diinginkan untuk memeriksa nilai yang dipilih.
- value_if_true : nilai yang akan diberikan jika nilai yang dipilih sesuai dengan kriteria tertentu.
- value_if_false : nilai yang akan diberikan jika nilai yang dipilih tidak sesuai dengan kriteria tertentu.
Contoh kasus dalam menghitung gaji karyawan menggunakan rumus IF:
Dalam contoh di atas, kita ingin menghitung total gaji karyawan yang bekerja selama 8 jam dan lebih dan diberikan tarif lembur. Oleh karena itu, kita menggunakan rumus IF dengan memeriksa nilai jam kerja dan tarif lembur. Hasil yang akan ditampilkan adalah total gaji seluruh karyawan yang bekerja selama 8 jam dan lebih dan diberikan tarif lembur.
Cara Membuat Progress Bar dengan Excel
Membuat progress bar merupakan salah satu cara yang efektif untuk memberikan informasi tentang proses yang sedang berjalan, baik itu dalam pembuatan laporan, presentasi, atau pekerjaan lainnya. Dalam Excel, kita dapat membuat progress bar dengan mudah menggunakan beberapa rumus.
Pertama-tama, kita harus menentukan nilai-nilai variabel yang dibutuhkan, seperti persentase tugas yang telah selesai dan jumlah total tugas. Selanjutnya, kita dapat menggunakan rumus IF, CONCATENATE, dan REPT dalam pembuatan progress bar.
Cara Membuat Progress Bar Menggunakan Rumus IF
Rumus IF digunakan untuk mengelompokkan data dan melakukan perhitungan berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya, jika kita ingin menampilkan icon progress bar yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kemajuan, maka kita bisa menggunakan rumus IF dengan memeriksa tingkat progress.
=IF(logical_test,value_if_true,value_if_false)
- logical_test : kriteria yang diinginkan untuk memeriksa nilai yang dipilih.
- value_if_true : nilai yang akan diberikan jika nilai yang dipilih sesuai dengan kriteria tertentu.
- value_if_false : nilai yang akan diberikan jika nilai yang dipilih tidak sesuai dengan kriteria tertentu.
Contoh kasus dalam membuat progress bar menggunakan rumus IF:
Dalam contoh di atas, kita ingin menampilkan icon progress bar yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kemajuan. Oleh karena itu, kita menggunakan rumus IF dengan memeriksa tingkat progress. Hasil yang akan ditampilkan adalah icon progress bar yang sesuai dengan tingkat kemajuan yang telah dicapai.
Cara Membuat Progress Bar Menggunakan Rumus CONCATENATE dan REPT
Rumus CONCATENATE digunakan untuk menggabungkan beberapa teks menjadi satu, sedangkan rumus REPT digunakan untuk mengulang teks tertentu dengan jumlah tertentu. Kita dapat menggunakan kedua rumus tersebut untuk membuat progress bar yang terdiri dari beberapa karakter atau simbol yang diulang sebanyak n kali.
=CONCATENATE(REPT(text,times),…)
- text : teks yang akan diulang.
- times : jumlah pengulangan teks yang diinginkan.
Contoh kasus dalam membuat progress bar menggunakan rumus CONCATENATE dan REPT:
Dalam contoh di atas, kita ingin membuat progress bar yang terdiri dari karakter-karakter. Oleh karena itu, kita menggunakan rumus CONCATENATE untuk menggabungkan karakter-karakter tersebut dan rumus REPT untuk mengulang karakter-karakter tersebut sebanyak n kali. Hasil yang akan ditampilkan adalah progress bar yang terdiri dari karakter-karakter sesuai dengan tingkat kemajuan yang telah dicapai.
Menghitung Nilai Error
Menghitung nilai error sangat penting dalam penyelidikan statistik karena dapat menentukan seberapa akurat data yang sedang diteliti. Terdapat beberapa rumus yang dapat digunakan untuk menghitung nilai error, seperti Mean Absolute Error (MAE), Root Mean Squared Error (RMSE), dan Mean Absolute Percentage Error (MAPE).
Untuk menghitung nilai MAE pada Excel, kita dapat menggunakan rumus AVERAGE dan ABS. Rumus AVERAGE digunakan untuk menghitung nilai rata-rata dari sel-sel pada range tertentu, sedangkan rumus ABS digunakan untuk menghitung nilai absolut dari sel-sel pada range tertentu.
=AVERAGE(ABS(range-actual_value))
- range : kisaran sel yang akan dihitung nilai absolutnya.
- actual_value : nilai sesungguhnya yang telah ditentukan.
Contoh kasus dalam menghitung nilai MAE:
Dalam contoh di atas, kita ingin menghitung nilai error menggunakan rumus MAE. Oleh karena itu, kita menggunakan rumus AVERAGE dan ABS dengan menghitung selisih antara range dengan nilai aktual. Hasil yang akan ditampilkan adalah nilai MAE.
Sedangkan untuk menghitung nilai RMSE pada Excel, kita dapat menggunakan rumus SQRT dan SUMSQ. Rumus SQRT digunakan untuk menghitung nilai akar kuadrat dari suatu angka, sedangkan rumus SUMSQ digunakan untuk menghitung hasil penjumlahan dari sel-sel yang dipangkatkan dua.
=SQRT(SUMSQ(range-actual_value)/count)
- range : kisaran sel yang akan dihitung nilai kuadratnya.
- actual_value : nilai sesungguhnya yang telah ditentukan.
- count : jumlah sel pada range.
Contoh kasus dalam menghitung nilai RMSE:
Dalam contoh di atas, kita ingin menghitung nilai error menggunakan rumus RMSE. Oleh karena itu, kita menggunakan rumus SQRT dan SUMSQ dengan menghitung selisih antara range dengan nilai aktual dan membaginya dengan jumlah sel pada range. Hasil yang akan ditampilkan adalah nilai RMSE.
Rumus R Square Di Excel
R Square atau koefisien determinasi adalah istilah statistik yang digunakan untuk mengukur