Cara Menghitung Pph Menggunakan Excell

Menghitung Pajak Penghasilan (PPh) merupakan salah satu kewajiban setiap warga negara di Indonesia yang memiliki penghasilan. PPh dikenakan pada berbagai jenis penghasilan seperti gaji, bonus, THR, dividen, bunga bank, dan lain-lain. Setiap jenis penghasilan memiliki aturan perhitungan PPh yang berbeda-beda.

Cara Menghitung PPh 21

PPh 21 merupakan pajak penghasilan yang dikenakan pada penghasilan yang diterima oleh karyawan atau pegawai tetap. PPh 21 dihitung dari penghasilan bruto yang diterima dikurangi dengan beberapa pengurangan, seperti biaya jabatan, iuran pensiun, dan biaya lain-lain. Berikut adalah cara menghitung PPh 21 menggunakan rumus Excel:

Langkah 1: Menghitung Penghasilan Bruto

Penghasilan bruto adalah jumlah seluruh pendapatan karyawan atau pegawai tetap sebelum dikurangi dengan biaya jabatan, iuran pensiun, dan biaya lain-lain. Penghasilan bruto dapat dihitung dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima dalam setahun, termasuk gaji bulanan, THR, bonus, tunjangan, dan lain-lain.

Langkah 2: Menghitung Pengurangan

Setelah mendapatkan penghasilan bruto, selanjutnya adalah menghitung pengurangan. Ada beberapa jenis pengurangan yang dapat dikurangi dari pendapatan bruto, yaitu:

  • Biaya Jabatan
  • Iuran Pensiun
  • Biaya Lain-Lain

Biaya jabatan yang dapat dikurangi adalah sebesar 5% dari penghasilan bruto atau maksimal Rp 500.000,- per bulan. Iuran pensiun yang dapat dikurangi adalah sebesar 4,75% dari penghasilan bruto atau maksimal Rp 7,8 juta per tahun. Biaya lain-lain yang dapat dikurangi adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pekerjaan dan telah dikeluarkan oleh karyawan atau pegawai tetap.

Baca Juga :  CARA MEMBUAT CENTANG OTOMATIS DI EXCEL

Langkah 3: Menghitung Penghasilan Netto

Setelah dikurangi dengan biaya jabatan, iuran pensiun, dan biaya lain-lain, penghasilan bruto akan berkurang dan menjadi penghasilan netto. Penghasilan netto adalah penghasilan yang terkena PPh 21.

Langkah 4: Menghitung PPh 21

PPh 21 dihitung dengan menggunakan tabel PPh 21 yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Tabel PPh 21 berisi tarif pajak dan penghasilan netto yang harus dibayarkan. Dari tabel tersebut, dapat diketahui berapa tarif pajak yang harus diberikan sesuai dengan penghasilan netto yang diperoleh.

Contoh Perhitungan PPh 21

Misalnya, seorang karyawan yang memiliki gaji bulanan sebesar Rp 5 juta dan diberikan THR sebesar Rp 10 juta. Biaya jabatan yang dikeluarkan sebesar Rp 500.000,-, iuran pensiun sebesar Rp 7 juta, dan biaya lain-lain sebesar Rp 1 juta. Berikut adalah perhitungan PPh 21:

Penghasilan Bruto = (Gaji Bulanan x 12) + THR = (Rp 5 juta x 12) + Rp 10 juta = Rp 70 juta

Biaya Jabatan = 5% x Rp 70 juta = Rp 3,5 juta
Iuran Pensiun = 4,75% x Rp 70 juta = Rp 3,325 juta
Biaya Lain-Lain = Rp 1 juta

Penghasilan Netto = Penghasilan Bruto – Biaya Jabatan – Iuran Pensiun – Biaya Lain-Lain = Rp 70 juta – Rp 3,5 juta – Rp 3,325 juta – Rp 1 juta = Rp 62,175 juta

Tarif Pajak PPh 21 = 5%
PPh 21 = (Penghasilan Netto x Tarif Pajak PPh 21) = (Rp 62,175 juta x 5%) = Rp 3,108,750,-

Cara Menghitung PPh 23

Selain PPh 21, ada juga pajak penghasilan lain yang harus dibayarkan oleh warga negara Indonesia, yaitu PPh 23. PPh 23 dikenakan pada penghasilan yang diterima dari investasi seperti bunga bank, dividen, dan keuntungan penjualan saham. Berikut adalah cara menghitung PPh 23:

Baca Juga :  CARA BUAR GRAFIK ONLINE INPORT DATA DARI EXCEL

Langkah 1: Menentukan Sumber Penghasilan

Yang pertama kali harus dilakukan sebelum menghitung PPh 23 adalah menentukan sumber penghasilan. Sumber penghasilan adalah jenis investasi yang Anda miliki, apakah bunga bank, dividen, atau keuntungan penjualan saham.

Langkah 2: Menentukan Besar Penghasilan

Setelah menentukan sumber penghasilan, selanjutnya adalah menentukan besar penghasilan yang diterima dari investasi tersebut. Besar penghasilan dapat dilihat dari laporan rekening bank atau laporan keuangan dari perusahaan tempat Anda berinvestasi.

Langkah 3: Menghitung PPh 23

PPh 23 dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Tarif pajak untuk PPh 23 adalah 15% dari penghasilan bruto. Tidak ada pengurangan atau potongan pajak yang dapat dikurangkan pada PPh 23.

Contoh Perhitungan PPh 23

Misalnya, Anda memiliki investasi dalam bentuk deposito di bank dengan bunga sebesar Rp 10 juta. Berikut adalah perhitungan PPh 23:

PPh 23 = (Penghasilan Bruto x Tarif Pajak PPh 23) = (Rp 10 juta x 15%) = Rp 1,5 juta

FAQ

1. Kapan harus membayar PPh 21?

PPh 21 harus dibayar setiap bulan sebelum tanggal 15 bulan berikutnya. Misalnya, PPh 21 yang dihitung pada bulan Januari harus dibayar sebelum tanggal 15 Februari.

2. Apa saja pengurangan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto pada PPh 21?

Beberapa pengurangan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto pada PPh 21 antara lain biaya jabatan, iuran pensiun, dan biaya lain-lain yang berkaitan dengan pekerjaan atau jabatan. Biaya jabatan sebesar 5% dari penghasilan bruto atau maksimal Rp 500.000,- per bulan. Iuran pensiun sebesar 4,75% dari penghasilan bruto atau maksimal Rp 7,8 juta per tahun.

Video Cara Menghitung PPh 21 dan PPh 23