Investasi adalah suatu cara untuk menambah kekayaan dalam jangka panjang. Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak cara untuk melakukan investasi. Namun, di antara semua jenis investasi, investasi saham masih menjadi primadona. Investasi saham memang tidak selalu menguntungkan dan memiliki risiko yang cukup tinggi, namun investasi saham juga memberikan potensi keuntungan yang besar.
Salah satu hal yang paling penting dalam investasi saham adalah memilih portofolio yang optimal. Portofolio optimal adalah kombinasi aset yang memberikan hasil yang paling maksimal dengan tingkat risiko yang paling minimal. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menghitung portofolio optimal menggunakan Excel.
Gambar Pertama: 43 Cara Menghitung Return Saham Menggunakan Excel
Sebelum membahas mengenai portofolio optimal, ada baiknya untuk memahami terlebih dahulu cara menghitung return saham menggunakan Excel. Kita bisa menghitung return saham harian, mingguan, bulanan, ataupun tahunan. Cara menghitungnya sangat mudah, yaitu dengan menggunakan rumus:
Return Saham = (Harga Akhir – Harga Awal + Dividen) / Harga Awal x 100%
Contoh:
Anda menginvestasikan uang sebesar Rp 10 juta dalam saham PT XYZ pada tanggal 1 Januari 2021. Pada tanggal 31 Maret 2021, saham PT XYZ berhasil naik harganya menjadi Rp 11 juta, dan Anda juga menerima dividen sebesar Rp 100 ribu. Berapa return saham Anda?
Return Saham = (11.000.000 – 10.000.000 + 100.000) / 10.000.000 x 100% = 11%
Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa return saham Anda sebesar 11%.
Gambar Kedua: Portofolio Optimal Excel, Menghitung Ai, Bi, Ci, dan ERB
Setelah memahami cara menghitung return saham, kita bisa mulai belajar menghitung portofolio optimal. Pada dasarnya, terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam menghitung portofolio optimal, yaitu:
- Menghitung expected return dan expected risk dari masing-masing saham
- Membuat tabel Covariance dan Variance
- Menghitung expected return dan expected risk dari portofolio
- Membuat grafik
Langkah-langkah di atas akan dijelaskan satu per satu dalam artikel ini. Sebelum kita mulai, pastikan Anda sudah memiliki data harga saham dari masing-masing perusahaan yang ingin diinvestasikan. Anda bisa mendapatkan data tersebut melalui situs web IDX, Yahoo Finance, atau situs-situs lainnya.
Langkah 1: Menghitung Expected Return dan Expected Risk dari Masing-masing Saham
Expected return adalah perkiraan hasil yang akan diperoleh dari investasi pada suatu saham. Sedangkan expected risk adalah perkiraan tingkat risiko yang terkait dengan investasi pada suatu saham. Dalam menghitung expected return dan expected risk, kita harus terlebih dahulu memasukkan data harga saham ke dalam Excel.
Berikut adalah contoh data harga saham dari tiga perusahaan:
Tanggal | PT ABC | PT DEF | PT GHI |
2/1/2021 | 10.000 | 5.000 | 8.000 |
2/2/2021 | 11.000 | 5.500 | 8.500 |
2/3/2021 | 12.000 | 5.750 | 9.000 |
Setelah memasukkan data harga saham ke dalam Excel, langkah selanjutnya adalah menghitung expected return dan expected risk dari masing-masing saham. Untuk menghitung expected return, kita bisa menggunakan rumus:
Expected Return = (Harga Akhir – Harga Awal + Dividen) / Harga Awal
Sebagai contoh, pada tanggal 2 Februari 2021, expected return dari saham PT ABC adalah:
Expected Return = (11.000 – 10.000) / 10.000 = 10%
Sedangkan untuk menghitung expected risk, kita bisa menggunakan rumus:
Expected Risk = Standard Deviasi / Mean
Anda bisa menggunakan rumus STDEV dan AVERAGE pada Excel untuk menghitung standard deviasi dan mean.
Berikut adalah contoh tabel expected return dan expected risk dari tiga perusahaan:
Perusahaan | Expected Return | Expected Risk |
PT ABC | 10% | 5% |
PT DEF | 10% | 7% |
PT GHI | 12% | 8% |
Langkah 2: Membuat Tabel Covariance dan Variance
Setelah menghitung expected return dan expected risk dari masing-masing saham, langkah berikutnya adalah membuat tabel covariance dan variance. Covariance adalah ukuran untuk memperkirakan seberapa dekat hubungan antara dua saham. Sedangkan variance adalah ukuran seberapa berisiko investasi dalam satu saham saja.
Untuk menghitung covariance dan variance, kita bisa menggunakan rumus COVAR dan VAR pada Excel. Contoh tabel covariance dan variance dari tiga perusahaan adalah sebagai berikut:
PT ABC | PT DEF | PT GHI | |
PT ABC | 0,025 | 0,005 | -0,005 |
PT DEF | 0,005 | 0,049 | 0,015 |
PT GHI | -0,005 | 0,015 | 0,064 |
Langkah 3: Menghitung Expected Return dan Expected Risk dari Portofolio
Setelah mendapatkan tabel covariance dan variance, langkah berikutnya adalah menghitung expected return dan expected risk dari portofolio. Untuk menghitung expected return, kita bisa menggunakan rumus:
Expected Return Portofolio (Rp) = (Expected Return Saham 1 x Proporsi Saham 1) + (Expected Return Saham 2 x Proporsi Saham 2) + … + (Expected Return Saham n x Proporsi Saham n)
Sedangkan untuk menghitung expected risk, kita bisa menggunakan rumus:
Expected Risk Portofolio (%) = SQRT [(Proporsi Saham 1^2 x Variance Saham 1) + (Proporsi Saham 2^2 x Variance Saham 2) + … + (Proporsi Saham n^2 x Variance Saham n)]
Berikut adalah contoh tabel expected return dan expected risk dari portofolio:
Proporsi Saham 1 | Proporsi Saham 2 | Proporsi Saham 3 | Expected Return | Expected Risk |
60% | 20% | 20% | 10,4% | 5,79% |
Langkah 4: Membuat Grafik
Setelah melakukan semua perhitungan di atas, langkah terakhir adalah membuat grafik. Grafik yang akan dibuat adalah grafik efisiensi dari portofolio. Grafik ini menunjukkan kombinasi portofolio yang memberikan expected return maksimal pada tingkat risiko yang minimal.
Berikut adalah contoh grafik efisiensi portofolio:
Gambar Ketiga: Cara Menghitung Ai, Bi, Ci dan Excess Return to Beta (ERB) Portofolio
Selain menghitung expected return dan expected risk, terdapat beberapa faktor lain yang perlu diperhatikan dalam menghitung portofolio optimal. Faktor-faktor tersebut adalah Ai, Bi, Ci, dan excess return to beta (ERB).
Ai, Bi, dan Ci adalah ukuran untuk memperkirakan seberapa sensitif suatu saham terhadap pergerakan pasar. Ai adalah expected return saat pasar sedang turun, Bi adalah koefisien beta untuk suatu saham, dan Ci adalah expected return saat pasar sedang naik.
Sedangkan ERB adalah excess return yang diperoleh dari setiap satuan risiko beta yang diambil oleh portofolio investor.
Untuk menghitung Ai, Bi, Ci, dan ERB, kita bisa menggunakan rumus sebagai berikut:
Ai = Expected Return – (Bi x Rf) – (Ci – Rf)
Bi = COVAR (Return Saham, Return Pasar) / VAR (Return Pasar)
Ci = Expected Return + (Bi x (Rm – Rf))
ERB = Expected Return – Rf / Bi
Berikut adalah contoh tabel Ai, Bi, Ci, dan ERB dari tiga perusahaan:
Perusahaan | Bi | Rf | Rm | Ai (Masa Turun) | Ai (Masa Naik) | ERB |
PT ABC | 0,25 | 2% | 10% | -2,75% | 13,25% | 43,00% |
PT DEF | 0,64 | 2% | 10% | -3,98% | 16,62% | 14,06% |
PT GHI | 0,72 | 2% | 10% | -3,70% | 15,38% | 13,19% |
Dari contoh tabel di atas, dapat dilihat bahwa ERB dari saham PT ABC adalah yang paling tinggi karena memiliki Ai yang besar dan Bi yang relatif rendah. Sebaliknya, ERB dari saham PT DEF lebih rendah karena memiliki Ai yang rendah dan Bi yang lebih tinggi dibandingkan dengan saham PT ABC.
FAQ – Pertanyaan yang Sering Diajukan
-
Apakah portofolio optimal selalu memberikan hasil yang paling maksimal?
Jawaban: Tidak selalu. Portofolio optimal hanya merupakan kombinasi aset yang memberikan hasil yang paling maksimal dengan tingkat risiko yang paling minimal pada waktu tertentu. Namun, keadaan pasar bisa berubah sewaktu-waktu sehingga portofolio optimal pada waktu tertentu belum tentu optimal pada waktu berikutnya.
-
Bagaimana cara memilih perusahaan yang akan diinvestasikan dalam portofolio?
Jawaban: Pemilihan perusahaan yang akan diinvestasikan dalam portofolio sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti fundamental perusahaan, kinerja saham, dan kondisi pasar secara keseluruhan. Investor juga bisa memanfaatkan analisis teknikal dan fundamental untuk membantu dalam pemilihan saham.
Video Youtube: Cara Menghitung Portofolio Optimal Menggunakan Excel
Berikut adalah video Youtube yang dapat membantu Anda lebih memahami cara menghitung portofolio optimal menggunakan Excel:
Dalam video tersebut, dijelaskan secara detail langkah-langkah untuk menghitung portofolio optimal menggunakan Excel. Semoga video tersebut dapat membantu Anda dalam memahami dan mengimplementasikan konsep portofolio optimal dalam investasi saham Anda.