Untuk menjalankan bisnis dengan baik, perlu dilakukan penghitungan keuntungan dan rugi secara berkala. Dalam menghitung keuntungan dan rugi, perlu diperhatikan beberapa hal seperti laba setelah pajak, persentase laba dan rugi, dan cara menghitung laba penjualan.
Cara Menghitung Laba Setelah Pajak
Untuk menghitung laba setelah pajak, pertama-tama perlu diketahui besarnya pajak yang harus dibayar. Pajak yang harus dibayar biasanya tertera dalam surat pemberitahuan pajak atau SPT. Setelah diketahui besarnya pajak, maka langkah selanjutnya adalah mengurangi total pendapatan dengan pajak yang harus dibayar. Hasil pengurangan inilah yang merupakan laba setelah pajak.
Contoh:
Total pendapatan selama satu bulan sebesar Rp 100.000.000,- dan pajak yang harus dibayar sebesar Rp 10.000.000,-. Maka, laba setelah pajak adalah:
Rp 100.000.000,- – Rp 10.000.000,- = Rp 90.000.000,-
Cara Menghitung Persentase Laba dan Rugi
Untuk menghitung persentase laba dan rugi, perlu diketahui terlebih dahulu nilai total penjualan dan total biaya. Setelah itu, dapat dihitung persentase laba atau rugi dengan rumus:
Persentase laba atau rugi = (Total penjualan – Total biaya) / Total penjualan x 100%
Jika hasil perhitungan di atas positif, maka berarti bisnis tersebut mendapat keuntungan. Di sisi lain, jika hasil perhitungan negatif maka bisnis tersebut mengalami kerugian.
Cara Menghitung Laba Penjualan
Untuk menghitung laba penjualan, perlu diketahui besarnya harga pokok barang atau HPP (Harga Pokok Penjualan) dan harga jual barang. HPP adalah biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan produk atau jasa, sedangkan harga jual barang adalah harga yang ditetapkan untuk menjual produk atau jasa tersebut.
Setelah diketahui besarnya HPP dan harga jual barang, maka dapat dihitung laba penjualan dengan rumus:
Laba Penjualan = Harga Jual – HPP
Contoh:
Harga Pokok Barang (HPP) sebesar Rp 50.000,- dan harga jual barang sebesar Rp 100.000,-. Maka, laba penjualan adalah:
Rp 100.000,- – Rp 50.000,- = Rp 50.000,-
FAQ
1. Apa yang dimaksud dengan laba?
Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan bisnis. Jika pendapatan lebih besar dari biaya, maka bisnis tersebut mengalami keuntungan atau laba. Namun, jika biaya lebih besar dari pendapatan, maka bisnis tersebut mengalami kerugian atau rugi.
2. Apa yang harus dilakukan jika bisnis mengalami kerugian?
Jika bisnis mengalami kerugian, maka perlu segera dilakukan evaluasi terhadap bisnis tersebut. Periksa kembali biaya dan pendapatan yang dihasilkan serta cari solusi untuk meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya. Selain itu, dapat dipertimbangkan untuk mencari sumber pendanaan tambahan atau melakukan restrukturisasi bisnis.