Penyusutan merupakan pengurangan nilai suatu aset dalam waktu tertentu karena penggunaannya atau karena habis masa manfaatnya. Hal ini diperlukan dalam pembukuan keuangan dan juga bisa menjadi informasi penting bagi pengambilan keputusan terkait pengeluaran dan investasi suatu perusahaan atau individu. Berikut ini adalah beberapa cara menghitung penyusutan kendaraan.
Cara Menghitung Penyusutan Kendaraan dengan Metode Garis Lurus
Cara pertama untuk menghitung penyusutan kendaraan adalah dengan metode garis lurus atau straight-line depreciation. Metode ini cukup mudah dipahami dan diaplikasikan, sehingga banyak digunakan. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:
- Tentukan harga perolehan kendaraan, yaitu harga saat kendaraan pertama kali dibeli.
- Tentukan nilai residu kendaraan, yaitu nilai yang diharapkan saat kendaraan mencapai akhir masa manfaatnya.
- Tentukan masa manfaat kendaraan, yaitu waktu yang diperkirakan dapat digunakan kendaraan sebelum mencapai akhir masa manfaat.
- Hitung jumlah penyusutan tiap tahun dengan rumus:
Penyusutan = (harga perolehan – nilai residu) ÷ masa manfaat
Sebagai contoh, misalkan sebuah kendaraan dibeli seharga Rp200 juta, dengan nilai residu Rp20 juta dan masa manfaat 10 tahun. Maka, jumlah penyusutan tiap tahunnya adalah:
Penyusutan = (Rp200 juta – Rp20 juta) ÷ 10 tahun = Rp18 juta per tahun
Dengan demikian, nilai buku kendaraan setiap tahunnya adalah:
- Tahun 1: Rp200 juta – Rp18 juta = Rp182 juta
- Tahun 2: Rp182 juta – Rp18 juta = Rp164 juta
- Tahun 3: Rp164 juta – Rp18 juta = Rp146 juta
- dan seterusnya
Cara Menghitung Penyusutan Kendaraan dengan Metode Saldo Menurun Berganda
Cara kedua untuk menghitung penyusutan kendaraan adalah dengan metode saldo menurun berganda atau double-declining balance depreciation. Metode ini dapat menghasilkan jumlah penyusutan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal, sehingga cocok jika kendaraan lebih banyak digunakan pada tahun-tahun awal. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:
- Tentukan harga perolehan kendaraan dan nilai residunya sama seperti pada metode garis lurus.
- Tentukan faktor penyusutan tahunan dengan rumus:
Faktor penyusutan = 2 ÷ masa manfaat
Sebagai contoh, misalkan kendaraan dari contoh sebelumnya, dengan harga perolehan Rp200 juta, nilai residu Rp20 juta dan masa manfaat 10 tahun, maka faktor penyusutan tahunannya adalah:
Faktor penyusutan = 2 ÷ 10 tahun = 20%
3. Hitung jumlah penyusutan tahunan dengan rumus:
Penyusutan = nilai buku kendaraan sebelumnya x faktor penyusutan
Sebagai contoh, pada tahun pertama:
Penyusutan = Rp200 juta x 20% = Rp40 juta
Sehingga, nilai buku kendaraan pada akhir tahun pertama adalah:
Nilai buku = Rp200 juta – Rp40 juta = Rp160 juta
Pada tahun kedua, jumlah penyusutan dihitung lagi dengan rumus yang sama:
Penyusutan = Rp160 juta x 20% = Rp32 juta
Sehingga, nilai buku kendaraan pada akhir tahun kedua adalah:
Nilai buku = Rp160 juta – Rp32 juta = Rp128 juta
dan seterusnya
FAQ: Pertanyaan Umum Mengenai Penyusutan Kendaraan
1. Apa pentingnya menghitung penyusutan kendaraan?
Menghitung penyusutan kendaraan penting dalam pembukuan keuangan karena dapat memberikan gambaran tentang berapa nilai kendaraan tersebut di pasar saat ini. Hal ini dapat menjadi informasi penting dalam membuat keputusan terkait dengan pengeluaran, investasi, dan juga dapat membantu perusahaan menentukan harga jual kendaraannya jika ingin menjualnya.
2. Apakah metode penyusutan yang dipilih dapat mempengaruhi jumlah penyusutan kendaraan?
Ya, metode penyusutan yang dipilih dapat mempengaruhi jumlah penyusutan kendaraan. Metode garis lurus cenderung menghasilkan jumlah penyusutan yang konstan setiap tahunnya, sedangkan metode saldo menurun berganda cenderung menghasilkan jumlah penyusutan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal.
Video: Cara Menghitung Penyusutan Kendaraan
Dalam melakukan penghitungan penyusutan kendaraan, baik menggunakan metode garis lurus maupun metode saldo menurun berganda, terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan, seperti harga perolehan kendaraan, nilai residu, dan masa manfaat kendaraan. Dengan menghitung penyusutan kendaraan secara akurat, dapat membantu individu dan perusahaan dalam membuat keputusan yang tepat terkait dengan pengeluaran dan investasi suatu kendaraan.