Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, penggunaan data dan informasi dalam berbagai bidang semakin penting dan tidak bisa dihindari lagi. Salah satu bidang yang memanfaatkan data dalam pengambilan keputusan adalah bidang geologi. Dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam, data geologi sangat penting untuk memperkirakan ketersediaan sumber daya dan menentukan strategi pengembangannya. Namun, penggunaan data geologi juga bersifat multidisiplin dan terkadang rumit. Oleh karena itu, diperlukan teknologi dan metode yang tepat untuk memperlancar penggunaan data geologi, salah satunya adalah dengan menggunakan aplikasi ArcGIS.
Cara Memasukkan Data Excel ke ArcGIS
ArcGIS adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk analisis dan visualisasi data geospasial, termasuk data geologi. Salah satu fitur yang ada pada ArcGIS adalah kemampuan untuk memasukkan data dari Excel ke dalam aplikasi tersebut. Berikut adalah langkah-langkah cara memasukkan data Excel ke ArcGIS:
- Buka aplikasi ArcGIS Desktop.
- Pilih tab “Catalog” pada panel sebelah kiri, kemudian klik kanan pada folder yang akan digunakan sebagai tempat penyimpanan data.
- Pilih “New” -> “Shapefile” untuk membuat shapefile baru, atau “File Geodatabase Feature Class” untuk membuat feature class baru pada geodatabase.
- Pada jendela “Create Feature Class” atau “Create Shapefile”, masukkan nama feature class atau shapefile baru, kemudian pilih jenis geometri yang akan digunakan.
- Pada jendela selanjutnya, tambahkan kolom yang diperlukan dengan mengklik tombol “Add Field” dan mengisi informasi kolom seperti nama dan tipe data.
- Setelah kolom-kolom diperlukan ditambahkan, simpan feature class atau shapefile baru dengan memilih “Save” pada jendela “Save As”.
- Setelah file penyimpanan dibuat, buka aplikasi Excel dan buka file Excel yang berisi data yang ingin dimasukkan ke ArcGIS.
- Paste data Excel tersebut ke dalam lembar kerja ArcGIS dengan cara klik kanan pada layer yang ingin ditambahkan, kemudian pilih “Edit” -> “Paste”.
- Setelah data berhasil dipaste, data tersebut akan muncul pada layer yang sudah dipilih sebelumnya. Data sudah siap untuk diproses lebih lanjut dengan fitur-fitur ArcGIS yang tersedia.
Setelah data berhasil dimasukkan ke ArcGIS, pengguna bisa dengan mudah melakukan analisis dan visualisasi data geologi dengan bantuan aplikasi tersebut. Dalam beberapa kasus, pengolahan data geologi memerlukan data yang cukup rumit dan beragam, termasuk data borehole.
Cara Membuat Data Borehole di Excel untuk Plot GMS
Data borehole biasanya digunakan dalam kegiatan eksplorasi sumber daya geologi, terutama dalam memperkirakan ciri-ciri formasi batuan dan potensi sumber daya yang ada di dalamnya. Borehole juga digunakan untuk menentukan kedalaman formasi batuan dan kondisi geologi di sekitarnya. Dalam memproses data borehole, salah satu metode yang bisa digunakan adalah dengan membuat plot GMS (Generalized Stratigraphic Column).
Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat data borehole di Excel untuk plot GMS:
- Buat template Excel baru dengan kolom-kolom seperti: “DEPTH”, “LITHOLOGY”, “STRATUM”, “AGE”, “DENSITY”, “POROSITY”, “PERMEABILITY”, “IN SITU STRESS”, “ROCK STRENGTH”, dan “FRACTURE”. Kolom-kolom tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan pengguna.
- Masukkan data borehole dari hasil pengukuran kedalaman dan jenis batuan di kolom “DEPTH” dan “LITHOLOGY”. Kolom “LITHOLOGY” biasanya diisi dengan kode-kode batuan yang sudah diatur sesuai dengan standar yang berlaku.
- Tambahkan kolom “STRATUM” dan “AGE” untuk menunjukkan nama formasi dan usia batuan pada kedalaman tertentu. Nama formasi dan usia batuan dapat ditambahkan secara manual atau melalui referensi literatur yang tersedia.
- Tambahkan kolom “DENSITY”, “POROSITY”, “PERMEABILITY”, “IN SITU STRESS”, “ROCK STRENGTH”, dan “FRACTURE” untuk menunjukkan karakteristik fisik dan mekanik dari formasi batuan tersebut.
- Setelah data borehole telah dimasukkan ke dalam Excel, data tersebut bisa dengan mudah diplot dengan menggunakan metode GMS. Plot GMS bisa dibuat dengan menggunakan software khusus, seperti RockWorks atau Geosoft, atau dengan menggunakan bantuan aplikasi ArcGIS.
Dalam proses pengolahan data borehole, ada beberapa tips yang bisa membantu pengguna untuk lebih efektif dan efisien. Berikut adalah beberapa tips tersebut:
- Gunakan referensi literatur yang lebih akurat dan terbaru dalam menentukan nama formasi dan usia batuan.
- Gunakan kode batuan yang sudah diatur secara baku dalam mengisi kolom “LITHOLOGY”. Hal ini akan memudahkan dalam pengolahan data dan analisis lebih lanjut.
- Lakukan validasi data pada kolom-kolom yang paling krusial, seperti “DEPTH”, untuk menghindari kesalahan dalam visualisasi data.
- Perbarui data secara berkala dengan pengukuran yang lebih akurat dan terbaru.
FAQ
1. Apa itu ArcGIS dan mengapa penting dalam pengolahan data geologi?
ArcGIS adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk analisis dan visualisasi data geospasial, termasuk data geologi. ArcGIS penting dalam pengolahan data geologi karena aplikasi ini bisa mempermudah pengguna dalam melakukan analisis dan visualisasi data, termasuk data borehole dan data geologi lainnya. Dengan bantuan ArcGIS, pengguna bisa lebih mudah menemukan keterkaitan antara data dan memperkirakan potensi sumber daya geologi yang ada di dalamnya.
2. Apa itu GMS dan bagaimana cara membuatnya?
GMS adalah singkatan dari Generalized Stratigraphic Column. GMS digunakan dalam memvisualisasikan data borehole dan beberapa informasi geologi lainnya secara umum dalam bentuk kolom. Cara membuat GMS bisa dilakukan dengan menggunakan software khusus, seperti RockWorks atau Geosoft. Selain itu, GMS juga bisa dibuat dengan menggunakan bantuan aplikasi ArcGIS dengan memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia di dalamnya.