Cara Menghitung Persentase dengan Benar
Pada beberapa kesempatan kita membutuhkan cara menghitung persentase, seperti ketika sedang berbelanja diskon, menyusun laporan keuangan pada pengusaha atau ketika sedang mengevaluasi kinerja di tempat kerja. Oleh karena itu, menghitung persentase adalah suatu kemampuan yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa macam persentase dan cara menghitungnya dengan benar.
Persentase Basic
Contoh pertama adalah menghitung persentase basic. Persentase basic berarti menghitung berapa persen dari angka tertentu. Contoh paling sederhana dari penggunaan persentase basic adalah menghitung persentase diskon saat belanja. Misalnya, kita ingin membeli baju di sebuah toko dengan harga awal Rp 100.000 dan mendapatkan diskon 25%. Berapa harga baju yang harus kita bayar?
Untuk menghitung persentase diskon, pertama-tama kita harus mengetahui berapa jumlah diskon yang didapatkan. Jumlah diskon dapat dihitung dengan mengalikan harga awal dengan presentase diskon. Dalam contoh ini, diskon adalah 25%, sehingga kita dapat mengalikannya dengan harga awal sebagai berikut:
25% x Rp 100.000 = Rp 25.000
Jadi, diskon yang didapatkan adalah sebesar Rp 25.000. Selanjutnya, harga baju setelah diskon dapat dihitung dengan mengurangi harga awal dengan jumlah diskon sebagai berikut:
Harga Setelah Diskon = Harga Awal – Jumlah Diskon
= Rp 100.000 – Rp 25.000
= Rp 75.000
Jadi, harga baju yang harus dibayar setelah mendapatkan diskon adalah Rp 75.000. Dengan cara yang sama, Anda dapat menghitung persentase basic pada kasus lainnya.
Internal Rate of Return (IRR)
Contoh selanjutnya adalah Internal Rate of Return (IRR), yaitu cara menghitung presentase pengembalian investasi pada proyek tertentu. IRR digunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proyek layak untuk dilakukan atau tidak. Misalnya, seorang investor ingin mengetahui apakah suatu proyek bisnis akan memberikan pengembalian investasi yang cukup baik.
Untuk menghitung IRR, ada beberapa metode yang dapat digunakan, salah satunya adalah menggunakan Microsoft Excel. Berikut adalah cara menghitung IRR dengan Excel:
- Masukkan nilai arus kas dari proyek investasi ke dalam Excel. Nilai arus kas dapat berupa pemasukan atau pengeluaran.
- Pilih sel pada Excel dimana Anda ingin menampilkan hasil IRR.
- Ketikkan formula =IRR(nilai arus kas) pada sel pilihan.
- Tekan “Enter” pada keyboard.
- IRR akan ditampilkan pada sel yang dipilih.
Setelah menghitung IRR, investor dapat mengevaluasi proyek bisnis dengan membandingkan IRR dengan tingkat pengembalian yang diinginkan. Jika IRR lebih tinggi dari tingkat pengembalian yang diinginkan, maka proyek bisnis tersebut akan layak dilakukan. Sebaliknya, jika IRR lebih rendah dari tingkat pengembalian yang diinginkan, maka proyek tersebut tidak layak dilakukan.
Cara Menghitung Persentase Kuesioner di Excel
Seringkali dalam survey atau penelitian, kita ingin mengetahui persentase dari jawaban yang diberikan oleh responden. Salah satu cara untuk menghitung persentase tersebut adalah dengan menggunakan Microsoft Excel. Berikut adalah cara menghitung persentase kuesioner di Excel:
- Masukkan data kuesioner kedalam Microsoft Excel.
- Total jumlah responden harus dihitung terlebih dahulu. Contoh, jika Anda melakukan survey kepada 100 orang dan hanya 35 orang yang memberikan jawaban ‘Ya’, maka total responden adalah 100.
- Jika Anda ingin menghitung persentase jawaban ‘Ya’, maka hitung jumlah responden yang memberikan jawaban ‘Ya’. Kemudian, ketikkan rumus =(jumlah Yang Menjawab Ya/Total Responden)
- Tekan “Enter” pada keyboard.
- Persentase jawaban ‘Ya’ akan ditampilkan pada sel yang dipilih. Sebagai contoh, jika jumlah responden yang memberikan jawaban ‘Ya’ adalah 35 dari total 100 responden, maka persentase jawaban ‘Ya’ adalah 35%.
Dengan cara yang sama, persentase dari jawaban lainnya juga dapat dihitung. Anda juga dapat menggunakan fitur Excel “Format Cell” untuk memperindah tampilan hasil persentase yang diinginkan.
Cara Menghitung APBN Ekonomi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau yang lebih populer dikenal sebagai APBN adalah sebuah rencana keuangan sebelumnya dari pemerintah untuk mengalokasikan pengeluaran dan pemasukan selama satu tahun fiskal. Dalam proses penyusunan APBN, cara menghitung persentase kenaikan adalah suatu hal yang sangat penting. Kenaikan dalam APBN , baik kenaikan pendapatan ataupun belanja, adalah suatu indikator penting dari kebijakan fiskal negara.
Berikut adalah cara menghitung persentase kenaikan APBN.
- Dapatkan data tahunan dari APBN negara.
- Hitung selisih dari tahun selanjutnya dengan tahun sebelumnya dengan rumus: ((Nilai Tahun Ini – Nilai Tahun Sebelumnya) / Nilai Tahun Sebelumnya) x 100%
- Hitung persentase kenaikan tahun berikutnya jika berhasil dalam perhitungan sebelumnya
Dalam contoh sederhana, jika nilai pada tahun 2021 adalah Rp. 1.000.000,- dan pada tahun sebelumnya (2020) adalah Rp. 850.000,- maka persentase kenaikan adalah:
((1000000-850000)/850000) x 100% = 17,64%
Dalam contoh ini, kenaikan APBN tahun 2021 dibandingkan dengan tahun 2020 adalah sebesar 17,64%.
Frequently Asked Question (FAQ)
1. Bagaimana cara menghitung persentase kenaikan pada laporan keuangan?
Jawaban: Pertama-tama, tentukan nilai keuangan untuk dua periode atau lebih yang ingin dibandingkan. Kemudian hitung selisih antara nilai keuangan untuk kedua periode tersebut. Terakhir, bagi selisih tersebut dengan nilai awal dan kali dengan 100%. Ini akan memberikan Anda angka persentase kenaikan (atau penurunan) dari periode awal ke periode akhir.
2. Apa perbedaan antara persentase dan fraksi?
Jawaban: Persentase adalah fraksi yang dinyatakan sebagai bagian per satu ratus. Misalnya, 25% sama dengan 25/100 atau 1/4. Persentase sering digunakan dalam konteks pembelian diskon atau penjualan. Sementara fraksi adalah bentuk matematika yang lebih umum, menggambarkan pecahan atau rasio dari satu angka ke angka lain. Misalnya, 1/2 adalah fraksi yang menggambarkan bahwa ada “satu bagian” dari “dua bagian” yang ada.
Video YouTube
Berikut adalah video tutorial cara menghitung persentase: