Pajak adalah salah satu hal yang sulit dihindari dalam kehidupan sehari-hari, terutama jika Anda adalah seorang karyawan tetap. Salah satu pajak yang harus dibayar karyawan adalah Pajak Penghasilan Pasal 21 atau yang biasa disebut PPh 21.
PPh 21 adalah pajak yang harus dibayar oleh karyawan atas penghasilan yang diterima. PPh 21 dihitung berdasarkan penghasilan bruto, atau total penghasilan sebelum dikurangi pajak. Tarif PPh 21 sendiri bervariasi, tergantung pada besarnya penghasilan. Semakin besar penghasilan, maka semakin tinggi juga tarif PPh 21 yang harus dibayarkan.
Untuk membantu Anda menghitung PPh 21, berikut adalah beberapa contoh perhitungan PPh 21 menggunakan Excel.
Contoh 1: Perhitungan PPh 21 Bulanan untuk Karyawan Tetap
Misalnya seorang karyawan tetap bernama Alex menerima gaji bulanan sebesar Rp 10 juta per bulan. Alex sudah menikah dan memiliki satu anak.
Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung PPh 21 yang harus dibayar oleh Alex setiap bulan:
1. Hitung penghasilan bruto Alex dengan mengalikan gaji bulanannya dengan jumlah bulan dalam setahun, yaitu 12.
Penghasilan bruto Alex = Gaji bulanan x 12
= Rp 10 juta x 12
= Rp 120 juta
2. Hitung PTKP, yaitu Penghasilan Tidak Kena Pajak. PTKP adalah jumlah penghasilan yang tidak dikenakan pajak, sesuai dengan kondisi karyawan.
Karena Alex sudah menikah dan memiliki satu anak, maka PTKP yang dapat digunakan adalah Rp 54 juta.
3. Hitung Penghasilan Kena Pajak (PKP), yaitu penghasilan bruto dikurangi PTKP.
PKP = Penghasilan bruto – PTKP
= Rp 120 juta – Rp 54 juta
= Rp 66 juta
4. Hitung tarif PPh 21 yang harus dibayar oleh Alex. Tarif PPh 21 sebesar 5% untuk PKP sampai dengan Rp 50 juta, 15% untuk PKP di atas Rp 50 juta sampai dengan Rp 250 juta, dan 25% untuk PKP di atas Rp 250 juta.
Karena PKP Alex lebih dari Rp 50 juta, maka tarif PPh 21 yang harus dibayarkan adalah 5% untuk PKP sampai dengan Rp 50 juta dan 15% untuk PKP di atas Rp 50 juta.
PPh 21 = (5% x Rp 50 juta) + (15% x (Rp 66 juta – Rp 50 juta))
= (Rp 2,5 juta) + (Rp 2,4 juta)
= Rp 4,9 juta
Jadi, Alex harus membayar PPh 21 sebesar Rp 4,9 juta setiap bulan.
Contoh 2: Perhitungan PPh 21 Bulanan untuk Karyawan Kontrak
Misalnya seorang karyawan kontrak bernama Budi bekerja selama 6 bulan dan mendapatkan gaji sebesar Rp 5 juta per bulan. Budi belum menikah dan tidak memiliki anak.
Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung PPh 21 yang harus dibayar oleh Budi setelah bekerja selama 6 bulan:
1. Hitung penghasilan bruto Budi dengan mengalikan gaji bulanannya dengan jumlah bulan yang sudah dilewati, yaitu 6.
Penghasilan bruto Budi = Gaji bulanan x Jumlah bulan
= Rp 5 juta x 6
= Rp 30 juta
2. Hitung PKP Budi. Karena Budi belum menikah dan tidak memiliki anak, maka PTKP yang dapat digunakan adalah Rp 54 juta. Oleh karena itu, PKP Budi adalah 0.
3. Hitung tarif PPh 21 yang harus dibayar oleh Budi. Tarif PPh 21 sebesar 5% untuk PKP sampai dengan Rp 50 juta dan 15% untuk PKP di atas Rp 50 juta sampai dengan Rp 250 juta. Karena PKP Budi adalah 0, maka tarif PPh 21 yang harus dibayarkan juga 0.
Jadi, Budi tidak perlu membayar PPh 21 setelah bekerja selama 6 bulan.
FAQ:
1. Apa itu Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21)?
Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21) adalah pajak yang harus dibayar oleh karyawan atas penghasilan yang diterima. PPh 21 dihitung berdasarkan penghasilan bruto, atau total penghasilan sebelum dikurangi pajak. Tarif PPh 21 sendiri bervariasi, tergantung pada besarnya penghasilan.
2. Bagaimana cara menghitung PPh 21 menggunakan Excel?
Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung PPh 21 menggunakan Excel:
1. Hitung penghasilan bruto.
2. Hitung PTKP.
3. Hitung PKP.
4. Hitung tarif PPh 21 yang harus dibayarkan.
Video Tutorial:
https://www.youtube.com/watch?v=SPmKiFXfWm0
Video di atas adalah tutorial tentang cara menghitung PPh 21 menggunakan Excel. Tutorial ini menjelaskan langkah-langkah yang sama seperti yang telah dijelaskan di atas secara detail dan membantu pengguna lebih memahami bagaimana cara mencari besaran Pajak Penghasilan Pasal 21 yang harus dibayarkan setiap bulannya.