Pengertian Penyusutan Aktiva Tetap
Penyusutan aktiva tetap atau depresiasi adalah pengurangan nilai aset tetap karena penggunaannya dalam suatu organisasi. Aset tetap termasuk tanah, bangunan, kendaraan, mesin, dan peralatan yang digunakan dalam operasi bisnis dan memiliki umur operasional yang panjang.
Penyusutan aktiva tetap dilakukan untuk merefleksikan penurunan nilai sebuah aset pada suatu periode waktu tertentu. Penyusutan mengalokasikan biaya aset ke dalam periode tertentu, sehingga perusahaan dapat mengakui biaya yang timbul akibat penggunaan aset, yang nantinya akan mengurangi keuntungan perusahaan.
Cara Menghitung Penyusutan Aktiva Tetap
Perhitungan penyusutan aktiva tetap bisa dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya:
1. Metode garis lurus atau Straight-Line Method
Metode ini merupakan metode paling sederhana dan banyak digunakan dalam perhitungan penyusutan. Metode garis lurus mengalokasikan biaya aset tetap yang disusutkan secara merata dalam periode waktu tertentu selama masa pakainya.
Contoh menghitung penyusutan aktiva tetap dengan metode garis lurus:
Sebuah mesin di beli seharga Rp100.000.000 dengan masa pakai selama 10 tahun dan nilai residu Rp10.000.000. Berdasarkan informasi ini, biaya penyusutan adalah Rp9.000.000 per tahun.
((Rp100.000.000 – Rp10.000.000)/10 tahun = Rp9.000.000 per tahun))
2. Metode Saldo Menurun atau Declining Balance Method
Metode ini merupakan kebalikan dari metode garis lurus, dimana penyusutan dihitung dengan mengalokasikan persentase tertentu dari nilai aset sisa dalam setiap periode waktu tertentu. Persentase tersebut menjadi lebih kecil di setiap periode, sehingga aset akan dipakai sampai habis selama masa pakai yang ditentukan.
Contoh menghitung penyusutan aktiva tetap dengan metode saldo menurun:
Sebuah mesin dibeli senilai Rp150.000.000 dengan masa pakai selama 5 tahun dan nilai residu sebesar Rp10.000.000. Biaya penyusutan untuk mesin ini adalah Rp37.500.000 per tahun.
(Persentase penyusutan = 2/5 = 40%)
40% dari sisa nilai setiap tahun adalah sebagai berikut:
Tahun pertama: Rp100.000.000 x 0,4 = Rp40.000.000
Tahun kedua: (Rp100.000.000 – Rp40.000.000) x 0,4 = Rp24.000.000
Tahun ketiga: (Rp60.000.000 – Rp24.000.000) x 0,4 = Rp14.400.000
Tahun keempat: (Rp36.000.000 – Rp14.400.000) x 0,4 = Rp8.640.000
Tahun kelima: (Rp21.600.000 – Rp8.640.000) x 0,4 = Rp7.296.000
3. Metode Unit Produksi atau Unit of Output Method
Metode ini digunakan jika aset dapat diukur berdasarkan unit produksi. Metode ini mengalokasikan biaya aset berdasarkan produksi yang dihasilkan oleh aset tersebut.
Contoh menghitung penyusutan aktiva tetap dengan metode unit produksi:
Sebuah mesin dipakai untuk memproduksi buku dengan harga mesin sebesar Rp1.000.000.000 dan masa pakai selama 5 tahun. Mesin tersebut dapat memproduktivitas 1.000.000 buku selama masa pakainya.
Biaya penyusutan per buku adalah:
(Rp1.000.000.000 / 1.000.000 unit) = Rp1.000 per unit
Jika mesin memproduksi 200.000 unit di tahun pertama, biaya penyusutannya adalah:
(Rp1.000 x 200.000 unit) = Rp200.000.000
Dari ketiga metode tersebut, perusahaan dapat memilih metode penyusutan yang sesuai dengan jenis aset, lama pemakaian, dan lingkungan bisnis perusahaan.
Cara Menghitung Penyusutan Aktiva Tetap Secara Fiskal
Penyusutan aktiva tetap dilakukan tidak hanya untuk mengalokasikan biaya aset ke dalam periode tertentu, tetapi juga untuk perencanaan pengeluaran perusahaan dan pemajakan. Pada artikel ini, kami akan membahas cara menghitung penyusutan aktiva tetap secara fiskal yaitu menyusutkan biaya aset dan memperhitungkan rugi atas penjualan.
1. Hitung biaya penyusutan
Cara pertama dalam melakukan perhitungan penyusutan aktiva tetap secara fiskal adalah dengan menghitung biaya penyusutan. Perhitungan ini bisa menggunakan metode garis lurus, saldo menurun, atau unit produksi. Penyusutan ini bisa dikurangkan dari keuntungan perusahaan untuk menurunkan pajak.
Contoh:
Sebuah perusahaan membeli mesin seharga Rp500.000.000 dengan masa pakai selama 5 tahun dan nilai residu sebesar Rp10.000.000. Biaya penyusutan untuk mesin ini dengan menggunakan metode garis lurus adalah Rp98.000.000 per tahun.
2. Kurangi biaya dengan rugi akibat penjualan
Rugi akibat penjualan adalah selisih antara nilai buku atau nilai aset sebelum penjualan dan harga jual aset. Rugi ini dapat disusutkan dalam periode waktu tertentu sebagai biaya dan mengurangi keuntungan perusahaan.
Contoh:
Sebuah perusahaan menjual mesin diatas seharga Rp300.000.000 pada tahun ke-3. Nilai buku mesin pada saat itu adalah Rp254.000.000. Selisih antara harga jual dan nilai buku adalah Rp46.000.000. Rugi akibat penjualan ini bisa disusutkan selama 3 tahun sebagai biaya.
(Rp46.000.000 / 3 tahun = Rp15.333.333 per tahun)
3. Gunakan metode acuan dalam perencanaan pajak
Metode acuan adalah metode yang digunakan dalam perencanaan pajak untuk menentukan jumlah penyusutan yang harus disusutkan dalam suatu periode waktu tertentu. Metode acuan bisa berbeda dari metode penyusutan yang digunakan, tergantung pada aturan perpajakan setempat.
Contoh:
Sebuah perusahaan diatur menggunakan metode acuan Modified Accelerated Cost Recovery System (MACRS) dalam perencanaan pajak. Mesin di atas seharusnya disusutkan dalam 5 tahun menggunakan MACRS. Sebagai hasilnya, biaya penyusutan adalah sebagai berikut:
Tahun pertama: 20% = Rp100.000.000
Tahun kedua: 32% = Rp160.000.000
Tahun ketiga: 19,2% = Rp 96.000.000
Tahun keempat: 11,52% = Rp 57.600.000
Tahun kelima: 11,52% = Rp 57.600.000
FAQ
1. Apa itu penyusutan aktiva tetap?
Penyusutan aktiva tetap atau depresiasi adalah pengurangan nilai aset tetap karena penggunaannya dalam suatu organisasi. Aset tetap termasuk tanah, bangunan, kendaraan, mesin, dan peralatan yang digunakan dalam operasi bisnis dan memiliki umur operasional yang panjang.
2. Mengapa perhitungan penyusutan aktiva tetap penting?
Perhitungan penyusutan aktiva tetap penting karena dapat merefleksikan penurunan nilai sebuah aset pada suatu periode waktu tertentu dan mengakui biaya yang timbul akibat penggunaan aset. Hal ini nantinya bisa mengurangi keuntungan perusahaan dan dapat digunakan dalam perencanaan pajak perusahaan.