Metode Saldo Menurun & Ganda: Cara Menghitung di Excel
Dalam dunia akuntansi, penyusutan adalah proses pengurangan nilai aset tetap dalam jangka waktu tertentu. Tujuan dari penyusutan adalah untuk mencerminkan perubahan nilai aset tersebut seiring berjalannya waktu serta untuk mendistribusikan biaya aset ke masa-masa yang akan datang. Dengan demikian, penyusutan juga mempengaruhi laporan keuangan dan pajak perusahaan.
Salah satu metode yang umum digunakan dalam menghitung penyusutan adalah metode saldo menurun dan ganda. Metode ini memiliki kelebihan dalam pendekatan akuntansi modern. Metode ini juga diakui oleh Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Metode saldo menurun dan ganda (accelerated depreciation) adalah metode yang memperhitungkan jumlah penyusutan yang lebih besar di awal umur aset dan berkurang seiring berlalunya waktu.
Proses Perhitungan dengan Metode Saldo Menurun dan Ganda
Metode saldo menurun dan ganda halnya seperti metode saldo menurun. Perbedaannya hanya pada perhitungan presentasi penyusutan yang meningkat seiring berlalunya waktu. Rasio pengurangan nilai yang masih terdapat dalam saldo akan menjadi lebih besar dibandingkan saldo sisa pada tahun pertama seiring berlalunya waktu.
Rumus dari metode saldo menurun dan ganda adalah sebagai berikut:
Depresiasi akumulasi = (2/N) x (Biaya-biaya perolehan – nilai sisa)
Keterangan:
N = umur ekonomis dalam tahun
Biaya-biaya perolehan = nilai perolehan barang tetap
Nilai sisa = harga jual aset tetap pada akhir umur ekonomis
Contoh Penggunaan Metode Saldo Menurun dan Ganda di Excel
Sebagai contoh, mari kita asumsikan bahwa kita memiliki sebuah kendaraan yang memiliki biaya perolehan sebesar Rp 200.000.000, nilai sisa sebesar Rp 20.000.000, dan masa pakai kendaraan selama 5 tahun. Dalam hal ini, kita akan menggunakan metode saldo menurun dan ganda untuk menghitung penyusutan atas kendaraan tersebut.
Depresiasi akumulasi tahun pertama adalah sebagai berikut:
(2/5) x (Rp 200.000.000 – Rp 20.000.000) = Rp 64.000.000
Depresiasi akumulasi tahun kedua adalah sebagai berikut:
(2/5) x (Rp 200.000.000 – Rp 64.000.000 – Rp 20.000.000) = Rp 48.000.000
Depresiasi akumulasi tahun ketiga adalah sebagai berikut:
(2/5) x (Rp 200.000.000 – Rp 64.000.000 – Rp 48.000.000 – Rp 20.000.000) = Rp 32.000.000
Depresiasi akumulasi tahun keempat adalah sebagai berikut:
(2/5) x (Rp 200.000.000 – Rp 64.000.000 – Rp 48.000.000 – Rp 32.000.000 – Rp 20.000.000) = Rp 14.000.000
Depresiasi akumulasi tahun kelima adalah sebagai berikut:
(2/5) x (Rp 200.000.000 – Rp 64.000.000 – Rp 48.000.000 – Rp 32.000.000 – Rp 14.000.000 – Rp 20.000.000) = Rp 2.000.000
Sehingga, total depresiasi yang terakumulasi pada akhir tahun kelima adalah:
Rp 64.000.000 + Rp 48.000.000 + Rp 32.000.000 + Rp 14.000.000 + Rp 2.000.000 = Rp 160.000.000
FAQs
1. Kenapa perlu dilakukan penyusutan?
Penyusutan merupakan suatu keharusan dalam praktik akuntansi, karena aset tetap tidak kekal nilainya. Nilai aset tetap akan berkurang seiring berjalannya waktu, sehingga perlu dilakukan penyusutan untuk memperhitungkan menurunnya nilai aset tetap dalam periode tertentu. Hal ini penting untuk mencerminkan nilai riil aset pada saat penggunaannya.
2. Apa perbedaan metode saldo menurun dan metode saldo menurun dan ganda?
Pada metode saldo menurun, rasio pengurangan nilai aset tetap dalam saldo sisa konstan sepanjang umur ekonomis. Sedangkan pada metode saldo menurun dan ganda, rasio pengurangan nilai aset tetap dalam saldo akan meningkat seiring dengan berkurangnya masa pakai aset. Jadi, metode saldo menurun dan ganda memberikan jumlah penyusutan yang lebih banyak di awal umur aset dan jumlahnya berkurang seiring berlalunya waktu.
Video Youtube
Berikut adalah video tutorial penggunaan metode saldo menurun dan ganda dalam menghitung penyusutan di Excel:
https://www.youtube.com/watch?v=hU3CnZGdalw