Cara Menghitung Moving Average Saham Excel

Investasi adalah suatu kegiatan untuk menanamkan modal dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Dalam dunia investasi, saham menjadi pilihan investasi yang banyak diminati karena dapat memberikan keuntungan yang tinggi, tetapi mempunyai risiko yang tinggi pula. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk melakukan investasi saham, Anda harus mengetahui berbagai hal penting dalam dunia investasi saham. Salah satu hal yang penting untuk dipelajari adalah cara menghitung Average Down saham.

Cara Menghitung Average Down Saham

Apabila harga saham yang Kamu beli terus turun, Kamu bisa melakukan Average Down. Average Down adalah strategi membeli saham dengan harga lebih rendah daripada harga beli pertama kali untuk mengurangi kerugian yang mungkin Kamu alami. Berikut ini adalah cara menghitung Average Down Saham.

Cara Menghitung Moving Average Saham Excel

Contoh Kasus: Kamu membeli saham dengan harga Rp 10.000, lalu setelah Kamu membelinya harga turun menjadi Rp 9.000 dan Kamu memutuskan untuk membeli lagi dengan jumlah yang sama. Berikut adalah cara menghitung Average Down Saham.

Langkah 1: Hitung jumlah pembelian baru.

Jumlah pembelian baru = (harga beli yang baru x jumlah saham yang dibeli)

Jumlah pembelian baru = (Rp 9.000 x 1) = Rp 9.000

Langkah 2: Hitung total biaya pembelian.

Total biaya pembelian = (harga beli yang pertama x jumlah saham yang dibeli) + (harga beli yang baru x jumlah saham yang dibeli)

Total biaya pembelian = (Rp 10.000 x 1) + (Rp 9.000 x 1) = Rp 19.000

Baca Juga :  CARA MENAMBAHKAN FILE WORD DAN EXCEL KE BLOG

Langkah 3: Hitung rata-rata harga pembelian.

Rata-rata harga pembelian = Total biaya pembelian / jumlah saham yang dibeli

Rata-rata harga pembelian = Rp 19.000 / 2 = Rp 9.500

Dari contoh kasus di atas, dengan melakukan Average Down, rata-rata harga pembelian Kamu menjadi Rp 9.500. Jadi, kalau harga saham turun lagi, Kamu bisa mempertimbangkan untuk melakukan Average Down lagi agar rata-rata beli Kamu semakin rendah.

Moving Average: Pengertian, Jenis, Cara Menghitung, Contoh

Moving Average (MA) adalah salah satu jenis indikator teknikal yang paling sering digunakan oleh trader saham dalam melakukan analisis pergerakan harga saham. Indikator ini sangat penting karena dapat membantu trader untuk mengidentifikasi tren pergerakan harga saham dan menentukan kapan waktu yang tepat untuk melakukan pembelian atau penjualan saham.

Moving Average: Pengertian, Jenis, Cara Menghitung, Contoh - Startinvestasi

Ada beberapa jenis Moving Average yang sering digunakan, antara lain:

  1. Simple Moving Average (SMA)
  2. SMA adalah jenis Moving Average yang paling sederhana. Cara menghitungnya adalah dengan menjumlahkan semua nilai Closing Price dalam periode yang Kamu tentukan, kemudian dibagi dengan jumlah periode yang Kamu tentukan.

    Contoh:

    Andi ingin menggunakan SMA periode 5 hari untuk menganalisis pergerakan harga saham PT ABCD. Berikut daftar harga Closing Price PT ABCD dalam 5 hari terakhir:

  • Hari ke-1: Rp 10.000
  • Hari ke-2: Rp 9.000
  • Hari ke-3: Rp 8.000
  • Hari ke-4: Rp 7.000
  • Hari ke-5: Rp 6.000

Cara menghitung SMA:

SMA 5 = (10.000 + 9.000 + 8.000 + 7.000 + 6.000) / 5 = Rp 8.000

Artinya harga rata-rata saham dalam periode 5 hari terakhir adalah Rp 8.000.

  • Weighted Moving Average (WMA)
  • WMA adalah jenis Moving Average yang memberi bobot lebih besar pada nilai harga closing terakhir, sehingga lebih peka pada perubahan harga terbaru. Bobot tersebut diberikan berdasarkan urutan waktu. Cara menghitung WMA adalah dengan menentukan bobot pada setiap nilai harga Closing Price dalam periode yang Kamu tentukan, kemudian menjumlahkan seluruh nilai harga Closing Price yang telah diberikan bobot. Selanjutnya, hasil penjumlahan tersebut dibagi dengan jumlah bobot yang dihitung.

    Baca Juga :  CARA MEMBUKA FILE EXCEL YANG TERPROTECT
  • Exponential Moving Average (EMA)
  • EMA adalah jenis Moving Average yang lebih peka pada perubahan harga terbaru.

    Cara menghitung EMA adalah sebagai berikut:

    1. Hitung EMA yang pertama menggunakan SMA
    2. Hitung EMA selanjutnya menggunakan rumus berikut:
    3. EMA (hari ini) = (harga penutupan hari ini x (2 / (periode + 1))) + (EMA (hari kemarin) x (1 – (2 / (periode + 1))))

      Dalam rumus di atas, periode adalah jumlah hari yang Kamu tentukan untuk perhitungan EMA.

    Cara Membaca Moving Average Saham yang Wajib Dipahami Investor

    Ada beberapa hal yang harus Kamu pahami dalam membaca Moving Average Saham:

    • Kamu harus memilih periode Moving Average yang pas dengan strategi investasi Kamu.
    • Jika pergerakan harga saham di atas Moving Average, maka harga saham cenderung naik.
    • Jika pergerakan harga saham di bawah Moving Average, maka harga saham cenderung turun.
    • Perhatikan persimpangan antara Moving Average yang berbeda periode (crossover). Jika Moving Average periode pendek (Contoh: 20 hari) bergerak di atas Moving Average periode panjang (Contoh: 50 hari), maka ini menjadi sinyal beli (Buy Signal). Sebaliknya, jika Moving Average periode pendek bergerak di bawah Moving Average periode panjang, maka ini menjadi sinyal jual (Sell Signal).

    Begini Cara Membaca Moving Average Saham yang Wajib Dipahami Investor

    Cara Menggunakan Indikator Moving Average

    Untuk menggunakan Indikator Moving Average, Kamu harus mengikuti langkah-langkah berikut ini:

    1. Pilih periode Moving Average yang pas dengan strategi investasi Kamu.
    2. Tentukan time frame untuk analisa menggunakan indikator Moving Average. Contohnya, Kamu bisa memilih time frame harian atau mingguan.
    3. Masukan Indikator Moving Average pada software analisa saham yang Kamu gunakan. Indikator ini dapat ditemukan pada Tools atau Indicator.
    4. Atur jumlah periode yang diperlukan untuk Moving Average yang akan Kamu gunakan.
    5. Perhatikan hasil analisis Moving Average pada grafik.
    Baca Juga :  CARA UBAH FILE CSV KE EXCEL

    Cara Menggunakan Indikator Moving Average - Komuniti Saham

    FAQ (Frequently Asked Questions)

    1. Apa saja jenis Moving Average yang sering digunakan?

    Jawaban: Ada beberapa jenis Moving Average yang sering digunakan, antara lain:

    • Simple Moving Average (SMA)
    • Weighted Moving Average (WMA)
    • Exponential Moving Average (EMA)

    2. Bagaimana cara menghitung Average Down Saham?

    Jawaban: Berikut adalah cara menghitung Average Down Saham.

    Langkah 1: Hitung jumlah pembelian baru.

    Jumlah pembelian baru = (harga beli yang baru x jumlah saham yang dibeli)

    Langkah 2: Hitung total biaya pembelian.

    Total biaya pembelian = (harga beli yang pertama x jumlah saham yang dibeli) + (harga beli yang baru x jumlah saham yang dibeli)

    Langkah 3: Hitung rata-rata harga pembelian.

    Rata-rata harga pembelian = Total biaya pembelian / jumlah saham yang dibeli

    Dari contoh kasus di atas, dengan melakukan Average Down, rata-rata harga pembelian Kamu menjadi Rp 9.500. Jadi, kalau harga saham turun lagi, Kamu bisa mempertimbangkan untuk melakukan Average Down lagi agar rata-rata beli Kamu semakin rendah.

    Video Mengenai Investasi Saham

    Berikut ini adalah video mengenai investasi saham yang dapat Kamu tonton dan pelajari secara lengkap:

    Itulah beberapa hal penting yang harus Kamu ketahui dalam dunia investasi saham, terutama tentang cara menghitung Average Down Saham dan Moving Average. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Kamu yang ingin memulai investasi saham. Ingatlah bahwa investasi saham memang memiliki risiko yang tinggi, tetapi dengan mempelajari dan menerapkan strategi yang tepat, Kamu dapat memperoleh keuntungan yang maksimal.