Menghitung gaji karyawan merupakan salah satu hal penting dalam sebuah perusahaan. Perusahaan harus memastikan bahwa para karyawan menerima gaji yang sesuai dengan kontrak dan kinerja mereka. Ada beberapa rumus yang bisa digunakan untuk menghitung gaji karyawan, salah satu di antaranya adalah dengan menggunakan rumus penghitungan gaji karyawan berbasis SAW (Simple Additive Weighting).
Cara Menghitung Gaji Karyawan Dengan Metode SAW
Rumus SAW adalah salah satu metode yang cukup sederhana untuk menghitung gaji karyawan. Metode ini menggabungkan beberapa variabel kriteria yang dipilih oleh perusahaan untuk menentukan gaji karyawan. Berikut adalah contoh penggunaan rumus SAW untuk menghitung gaji karyawan:
Langkah 1: Tentukan Variabel Kriteria Gaji Karyawan
Pertama-tama, perusahaan harus menentukan variabel kriteria untuk menghitung gaji karyawan. Variabel kriteria tersebut bisa bervariasi, tergantung pada kebutuhan perusahaan. Beberapa contoh variabel kriteria yang umum digunakan dalam penghitungan gaji karyawan adalah:
- Kemampuan Karyawan
- Produktivitas Karyawan
- Lama Kerja Karyawan
- Keahlian Karyawan
- Tingkat Pendidikan Karyawan
Dalam contoh ini, kita akan menggunakan empat variabel kriteria yang terdiri dari kemampuan karyawan, produktivitas karyawan, lama kerja karyawan, dan keahlian karyawan.
Langkah 2: Set Nilai Bobot untuk Setiap Variabel Kriteria
Setelah menentukan variabel kriteria, langkah selanjutnya adalah menentukan nilai bobot untuk setiap variabel kriteria. Nilai bobot dapat bervariasi antara 0 hingga 1, dan semakin tinggi nilai bobot, semakin penting variabel kriteria tersebut dalam penghitungan gaji karyawan.
Misalkan perusahaan menentukan bobot untuk setiap kriteria sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut:
Kriteria | Bobot |
---|---|
Kemampuan Karyawan | 0.3 |
Produktivitas Karyawan | 0.3 |
Lama Kerja Karyawan | 0.2 |
Keahlian Karyawan | 0.2 |
Langkah 3: Nilai Skor Setiap Karyawan untuk Setiap Variabel Kriteria
Selanjutnya adalah menentukan nilai skor untuk setiap karyawan untuk setiap variabel kriteria yang telah ditentukan. Nilai skor dapat diberikan dengan menggunakan skala 0 hingga 100 dengan mempertimbangkan kriteria yang telah dipilih sebelumnya.
Misalkan perusahaan memberikan nilai skor untuk setiap karyawan sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut:
Nama Karyawan | Kemampuan Karyawan | Produktivitas Karyawan | Lama Kerja Karyawan | Keahlian Karyawan |
---|---|---|---|---|
Karyawan A | 80 | 70 | 5 | 60 |
Karyawan B | 90 | 80 | 10 | 70 |
Karyawan C | 75 | 60 | 3 | 50 |
Langkah 4: Hitung Skor Tertimbang Setiap Karyawan
Setelah menentukan nilai skor untuk setiap karyawan pada setiap variabel kriteria, langkah selanjutnya adalah menghitung skor tertimbang untuk setiap karyawan.
Skor tertimbang didapatkan dengan mengalikan nilai bobot untuk setiap kriteria dengan nilai skor karyawan untuk kriteria tersebut, kemudian menjumlahkan hasilnya.
Misalkan perusahaan menghitung skor tertimbang untuk setiap karyawan sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut:
Nama Karyawan | Skor Tertimbang |
---|---|
Karyawan A | (0.3 x 80) + (0.3 x 70) + (0.2 x 5) + (0.2 x 60) = 50.5 |
Karyawan B | (0.3 x 90) + (0.3 x 80) + (0.2 x 10) + (0.2 x 70) = 65.0 |
Karyawan C | (0.3 x 75) + (0.3 x 60) + (0.2 x 3) + (0.2 x 50) = 45.6 |
Langkah 5: Tentukan Rentang Gaji Karyawan
Setelah menentukan skor tertimbang untuk setiap karyawan, perusahaan harus menentukan rentang gaji karyawan berdasarkan hasil perhitungan tersebut. Rentang gaji dapat dibagi menjadi beberapa kategori, misalnya:
- Gaji Tinggi (skor tertimbang ≥ 60)
- Gaji Menengah (skor tertimbang antara 40-59)
- Gaji Rendah (skor tertimbang ≤ 39)
Dalam contoh ini, perusahaan menggunakan rentang gaji sebagai berikut:
- Gaji Tinggi (skor tertimbang > 54)
- Gaji Menengah (skor tertimbang antara 44-54)
- Gaji Rendah (skor tertimbang ≤ 43)
Langkah 6: Tentukan Besaran Gaji Karyawan
Terakhir, perusahaan harus menentukan besaran gaji karyawan berdasarkan rentang gaji yang telah ditentukan sebelumnya. Besaran gaji dapat disesuaikan dengan kebijakan perusahaan dan kontrak kerja masing-masing karyawan.
Misalkan perusahaan menentukan besaran gaji karyawan sesuai rentang gaji yang telah ditentukan sebelumnya:
- Gaji Tinggi: Rp 10.000.000
- Gaji Menengah: Rp 7.500.000
- Gaji Rendah: Rp 5.000.000
Frequently Asked Questions
Apa itu rumus SAW?
Rumus SAW adalah salah satu metode penghitungan gaji karyawan berbasis kriteria. Metode ini menggabungkan beberapa variabel kriteria yang dipilih oleh perusahaan untuk menentukan gaji karyawan.
Kenapa perusahaan harus menggunakan rumus SAW untuk menghitung gaji karyawan?
Rumus SAW dapat membantu perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih akurat dalam menentukan besaran gaji karyawan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Metode ini juga dapat membantu perusahaan untuk mendorong karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka dalam beberapa variabel kriteria yang ditentukan.