Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar kata akurasi dan presisi, tapi sebenarnya apa sih perbedaan akurasi dan presisi? Dalam ilmu pengukuran, pasti kita tidak bisa terlepas dari perhitungan nilai error atau kesalahan pengukuran. Bagi yang belum paham, nilai error adalah suatu nilai yang muncul ketika kita membandingkan nilai pengukuran dengan nilai benar. Kali ini, kita akan membahas tentang perbedaan akurasi dan presisi serta cara menghitung nilai error.
Menghitung Nilai Error dan Perbedaan Akurasi dan Presisi
Berikut ini adalah definisi dari akurasi dan presisi:
- Akurasi: kemampuan suatu pengukuran untuk menunjukkan nilai pengukuran yang sesuai dengan nilai sebenarnya.
- Presisi: kemampuan suatu pengukuran untuk memberikan nilai pengukuran yang sama ketika dilakukan beberapa kali pengukuran terhadap objek yang sama.
Dari definisi tersebut, kita bisa tahu bahwa akurasi dan presisi adalah dua hal yang berbeda. Akurasi fokus pada seberapa dekat nilai pengukuran dengan nilai benar, sementara presisi fokus pada seberapa dekat beberapa pengukuran terhadap hasil pengukuran yang konsisten.
Mari kita lihat contoh dibawah ini:
Contoh Perbedaan Akurasi dan Presisi
Misalnya kita melakukan pengukuran panjang kain dengan menggunakan meteran, maka:
Jika kita mengukur panjang kain sepanjang 100 cm, tapi panjang sebenarnya adalah 102 cm, maka kita bisa mengatakan bahwa pengukuran kita kurang akurat.
Jika kita mengukur panjang kain sepanjang 90 cm, 95 cm, dan 100 cm, maka kita bisa mengatakan bahwa pengukuran kita presisi, namun tidak akurat.
Jika kita mengukur panjang kain sepanjang 101 cm, 101.5 cm, dan 102 cm, maka kita bisa mengatakan bahwa pengukuran kita akurat dan presisi karena semua nilai pengukuran berada dalam jangkauan yang ketat.
Perlu diketahui juga bahwa akurasi dan presisi merupakan hal yang penting dalam ilmu pengukuran, terutama dalam laboratorium. Biasanya, nilai error dari suatu pengukuran harus diperhitungkan dan dikontrol agar mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan presisi.
Cara Menghitung Nilai Error
Berikut ini adalah cara menghitung nilai error atau kesalahan pengukuran:
- Perhatikan dulu bagian mana yang kurang akurat atau kurang presisi pada pengukuran (atau bahkan keduanya).
- Hitung selisih antara nilai yang diukur dengan nilai benar, seperti contoh diatas, jika kain sebenarnya 102 cm tapi nilai pengukuran yakni 100 cm, maka hasil pengukurannya adalah 2 cm.
- Jika ingin mengukur nilai errornya dalam presentasi, hitung selisih nilai pengukuran dengan nilai benar, ditambah dengan nilai benar, kemudian dibagi dua dan dikalikan 100%. Jadi, kalau pengukuran kain kita yang sebenarnya 102 cm tetapi nilai pengukuran hanya 100 cm, nilai errornya adalah 1.96% ([(102-100)/102] x 100%).
Berikut ini adalah contoh rumus untuk menghitung nilai error:
error = (nilai pengukuran – nilai benar) / nilai benar x 100%
Dalam praktiknya, untuk mengukur nilai error, kita memerlukan alat pengukur yang dapat diandalkan agar menghasilkan data yang akurat dan dapat dipercaya.
Cara Menghitung Mean dan Standar Deviasi pada SPSS
SPSS merupakan perangkat lunak aplikasi yang sering digunakan dalam penelitian untuk mengolah data statistik. Dalam SPSS, ada beberapa fitur yang bisa digunakan untuk menghitung mean dan standar deviasi. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:
- Buka program SPSS kemudian pilih File – Open – Data. Pilih file data yang ingin diolah dan buka.
- Pilih menu Analyze, kemudian pilih Descriptive Statistics dan pilih menu descriptives.
- Pilih variabel yang akan diolah.
- Tentukan apakah datasheet yang akan kalian peroleh dalam bentuk asli dari SPSS atau akan diolah sebagai tabel Excel.
- Kemudian akan muncul jendela descriptives. Pilih apa yang akan ditampilkan pada tabel seperti minimum, maksimum, mean, standar deviasi, dll.
- Setelah memilih, klik pengeksekusian.
- Jendela output akan muncul dan tata letak tabelnya akan ditampilkan sesuai pilihan yang dibuat sebelumnya.
Cara Membuat Mean Median Modus Di Excel
Mungkin kita juga pernah mendengar tentang mean, median, dan modus. Ketiga istilah tersebut adalah konsep dalam statistik yang sering digunakan dalam analisis data. Untuk menghitung mean, median, dan modus di Excel, berikut adalah langkah-langkahnya:
- Buka Microsoft Excel dan buka file yang berisi data yang ingin dihitung. Pastikan bahwa data terletak pada satu kolom.
- Untuk menghitung mean, masukkan rumus =AVERAGE(A1:A10) pada sel di bawah kolom data terakhir A10, misalnya.
- Untuk menghitung median, masukkan rumus =MEDIAN(A1:A10) pada sel yang sama di atas.
- Untuk menghitung modus, masukkan rumus =MODE(A1:A10) pada sel yang sama.
- Setelah itu, hasil perhitungan untuk mean, median, dan modus akan muncul pada sel yang telah dipilih.
FAQ (Frequently Asked Questions)
Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan terkait dengan akurasi, presisi, dan pengukuran:
1. Apa itu toleransi pada pengukuran?
Toleransi adalah nilai batas pengukuran yang diperbolehkan dalam suatu pengukuran. Misalnya, ketika melakukan pengukuran panjang sebuah benda, toleransi yang diizinkan adalah sekitar ±1 mm.
2. Mengapa nilai error penting dalam pengukuran?
Nilai error penting dalam pengukuran karena dapat menunjukkan tingkat akurasi dan presisi dari hasil pengukuran. Dengan mengetahui nilai error, kita dapat mengetahui sejauh mana pengukuran kita akurat dan presisi. Hal ini sangat penting dalam penelitian atau industri dimana pengukuran yang tepat dan akurat amat sangat dibutuhkan.
Video Youtube Mengenai Pengukuran dan Statistika
Untuk lebih memahami konsep akurasi, presisi, dan pengukuran dalam statistik, berikut adalah video Youtube yang dapat dijadikan referensi:
Kesimpulan
Akurasi dan presisi memang bersifat berbeda, namun keduanya merupakan hal yang penting dalam ilmu pengukuran. Dalam menghitung nilai error, alat pengukur yang diperlukan juga harus diandalkan agar menghasilkan data yang akurat dan dapat dipercaya. Selain itu, SPSS dan Excel adalah dua perangkat lunak yang sering digunakan dalam penelitian untuk mengolah data statistik, terutama untuk menghitung mean, median, dan modus. Jangan lupa pula untuk memperhatikan toleransi pada pengukuran agar menghasilkan hasil pengukuran yang terpercaya.