Cara Menghitung Matriks Korelasi Di Excel 2010

Apakah Anda pernah mendengar tentang korelasi? Jika belum, korelasi adalah salah satu bagian dari statistik yang berkaitan dengan hubungan antara dua atau lebih variabel. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang cara menghitung korelasi menggunakan Microsoft Excel 2010. Penjelasan akan diberikan dengan langkah-langkah yang mudah dipahami, diikuti dengan contoh-contoh untuk mempermudah pemahaman.

Cara Menghitung Korelasi Menggunakan Microsoft Excel 2010

Langkah-langkah yang akan dijelaskan dibawah ini akan membantu Anda dalam menghitung korelasi menggunakan Microsoft Excel 2010.

Langkah 1 : Tentukan Data Yang Akan Dihitung Korelasinya

Pastikan Anda sudah memiliki data yang akan dihitung korelasinya. Dalam contoh ini, kita mengambil data tentang nilai ujian matematika dan fisika untuk 10 siswa. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

No Nilai Matematika Nilai Fisika
1 70 60
2 80 70
3 90 80
4 70 70
5 80 90
6 90 100
7 70 80
8 80 90
9 90 100
10 70 80

Langkah 2 : Hitung Rata-Rata Nilai Setiap Variabel

Setelah memiliki data, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menghitung rata-rata nilai setiap variabel, dalam hal ini rata-rata nilai matematika dan rata-rata nilai fisika. Rata-rata nilai pada Excel dapat dihitung menggunakan fungsi AVERAGE.

Untuk menghitung rata-rata nilai matematika pada data kita, cukup masukkan rumus =AVERAGE(B2:B11) pada sel C2. Rumus tersebut akan menghitung rata-rata nilai pada sel B2 hingga B11.

Baca Juga :  Cara Membuat Gambar Berada Dibelakang Tulisan Pada Excel

Hasil yang didapatkan ketika menghitung rata-rata nilai matematika adalah 80.

Cara Menghitung Matriks Korelasi Di Excel 2010

Selanjutnya, hitung juga rata-rata nilai fisika dengan menggunakan fungsi AVERAGE. Masukkan rumus tersebut pada sel C3. Hasil yang didapatkan ketika menghitung rata-rata nilai fisika adalah 83.

Menghitung rata-rata nilai fisika

Langkah 3 : Hitung Hasil Pengurangan Setiap Nilai dengan Rata-Rata Masing-Masing Variabel

Setelah menghitung rata-rata setiap variabel, selanjutnya hitung hasil pengurangan setiap nilai dengan rata-rata masing-masing variabel. Misalnya, kita ingin menghitung hasil pengurangan setiap nilai matematika dengan rata-rata nilai matematika (80), tindakan tersebut akan menghasilkan variabel X. Begitu pula, untuk variabel Y kita perlu menghitung hasil pengurangan setiap nilai fisika dengan rata-rata nilai fisika (83).

Kita bisa menggunakan Excel untuk menghitung variabel X dan Y tersebut. Masukkan rumus =B2-C$2 pada sel D2 untuk variabel X dan =C2-C$3 pada sel E2 untuk variabel Y.

Setelah memasukkan rumus pada sel D2 dan E2, drag kolom D dan E hingga sel D11 dan E11. Dan hasil akhirnya akan seperti gambar dibawah ini.

Pengurangan setiap nilai dengan rata-rata masing-masing

Langkah 4 : Hitung Hasil Perkalian Setiap Nilai Variabel X dan Y

Setelah menghitung variabel X dan variabel Y, selanjutnya hitung hasil perkalian setiap nilai variabel X dengan variabel Y. Kita dapat menggunakan Excel untuk mengalikan nilai pada kedua variabel tersebut. Masukkan rumus =D2*E2 pada sel F2.

Setelah memasukkan rumus, drag sel F2 hingga sel F11. Setelah itu nilai pada sel F akan berubah sesuai dengan rumus yang diinputkan.

Hasil perkalian setiap nilai variabel X dan Y

Langkah 5 : Hitung Jumlah Setiap Nilai Variabel

Setelah menghitung hasil perkalian setiap nilai variabel X dan Y, selanjutnya hitunglah jumlah setiap nilai variabel X, nilai variabel Y, dan nilai pada kolom F (hasil perkalian variabel X dengan variabel Y). Hitung jumlah tersebut pada sel G2, H2, dan I2 dengan menggunakan rumus =SUM(D2:D11), =SUM(E2:E11), dan =SUM(F2:F11), masing-masing.

Baca Juga :  Cara Membuat Akar Di Excel

Setelah memasukkan rumus pada sel G2, H2, dan I2, kita dapat men-drag nilai tersebut ke bawah hingga sel G11, H11, dan I11.

Hasil jumlah setiap nilai variabel

Langkah 6 : Hitung Korelasi

Setelah menghitung seluruh nilai seperti yang dijelaskan di atas, selanjutnya kita dapat menghitung korelasi antara nilai matematika dan fisika. Untuk menghitung korelasi pada Excel, kita dapat menggunakan rumus COEFFICIENT. Dalam contoh ini, kita dapat memasukkan rumus =COEFFICIENT(D2:D11,E2:E11) pada sel J2.

Hasil dari perhitungan tersebut akan menghasilkan nilai korelasi antara nilai matematika dan fisika. Pada contoh ini, hasil korelasinya adalah 0.2050504994.

Contoh Lain Menghitung Korelasi dengan Menggunakan Microsoft Excel 2010

Contoh berikut ini akan menunjukkan cara menghitung korelasi menggunakan Microsoft Excel 2010 dengan data berbeda. Dalam contoh ini, kita akan menggunakan data tentang tinggi badan dan berat badan dari sekelompok orang.

Pertama, pastikan Anda sudah memiliki data seperti pada tabel berikut ini.

No Tinggi Badan (cm) Berat Badan (kg)
1 165 70
2 170 75
3 175 80
4 160 60
5 157 55
6 180 85
7 165 70
8 172 76
9 178 80
10 173 75

Setelah itu, lakukan langkah-langkah yang sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Hitunglah rata-rata tinggi badan dan rata-rata berat badan dengan menggunakan fungsi AVERAGE, hitunglah variabel X dan variabel Y, hitunglah hasil perkalian setiap nilai variabel X dan Y, dan hitunglah jumlah setiap nilai variabel.

Ketika kita mengalikan nilai variabel X dan variabel Y, hasil yang didapatkan adalah seperti pada gambar dibawah ini.

Hasil perkalian setiap nilai variabel X dan Y

Selanjutnya, hitung nilai korelasi dengan menggunakan rumus COEFFICIENT seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Setelah memasukkan rumus pada sel J2, hasil yang didapatkan adalah 0.894427191.

Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa korelasi antara tinggi badan dan berat badan adalah cukup kuat (0.894427191). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi seseorang, semakin besar pula berat badannya.

Baca Juga :  CARA AGAR FILE EXCEL TIDAK BISA DIEDIT

FAQ

1. Mengapa perlu menghitung korelasi?

Menghitung korelasi dapat membantu kita dalam memahami hubungan antara dua atau lebih variabel, sehingga dapat digunakan untuk membuat prediksi atau model statistik.

2. Apa arti nilai korelasi?

Nilai korelasi dapat bervariasi antara -1 hingga 1. Nilai -1 menunjukkan korelasi negatif sempurna, nilai 1 menunjukkan korelasi positif sempurna, dan nilai 0 menunjukkan tidak adanya hubungan antara kedua variabel tersebut.