Cara Menghitung Laba Penjualan Dengan Excel

Berikut ini adalah informasi mengenai cara menghitung laba penjualan, harga pokok penjualan, dan laba bersih pada perusahaan dagang. Pengetahuan tentang topik ini sangat penting bagi para pelaku bisnis untuk mengelola keuangan perusahaan dengan efektif.

Baca Cepat show

Cara Menghitung Laba Penjualan

Laba penjualan merupakan selisih antara harga jual dan harga pokok penjualan. Untuk menghitung laba penjualan, kita perlu mengetahui terlebih dahulu rumus dasar untuk menghitungnya, yaitu:

Baca Juga :  Cara Membuat Register Di Excel

Laba Penjualan = Harga Jual – Harga Pokok Penjualan

Dalam rumus tersebut, harga jual adalah harga yang ditetapkan untuk menjual produk. Sementara itu, harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut, termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan biaya-biaya lainnya seperti listrik, air, dan sebagainya.

Untuk lebih memahami bagaimana cara menghitung laba penjualan, berikut ini adalah beberapa contoh:

Contoh 1:

Sebuah perusahaan menjual produk seharga Rp100.000,-. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut adalah Rp75.000,-. Berapa laba penjualan yang dihasilkan?

Penyelesaian:

Laba Penjualan = Harga Jual – Harga Pokok Penjualan

Laba Penjualan = Rp100.000,- – Rp75.000,-

Laba Penjualan = Rp25.000,-

Dari contoh di atas, laba penjualan yang dihasilkan sebesar Rp25.000,-.

Contoh 2:

Sebuah perusahaan menjual produk seharga Rp500.000,-. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut adalah Rp400.000,-. Berapa laba penjualan yang dihasilkan?

Penyelesaian:

Laba Penjualan = Harga Jual – Harga Pokok Penjualan

Laba Penjualan = Rp500.000,- – Rp400.000,-

Laba Penjualan = Rp100.000,-

Dari contoh di atas, laba penjualan yang dihasilkan sebesar Rp100.000,-.

Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan Pada Perusahaan Dagang

Harga pokok penjualan pada perusahaan dagang merupakan biaya yang diperlukan untuk memproduksi barang yang dijual. Biaya tersebut dapat dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah atau stabil meskipun jumlah produksi meningkat atau menurun. Contoh dari biaya tetap adalah biaya sewa, gaji karyawan tetap, listrik, dan sebagainya.

Sementara itu, biaya variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan peningkatan atau penurunan jumlah produksi. Contoh dari biaya variabel adalah bahan baku, gaji karyawan produksi, dan sebagainya.

Untuk menghitung harga pokok penjualan pada perusahaan dagang, kita dapat menggunakan rumus berikut:

Harga Pokok Penjualan = Biaya Produksi + Biaya Operasional

Berikut ini adalah cara menghitung harga pokok penjualan pada perusahaan dagang:

Baca Juga :  Cara Membuat Master Data Di Excel

Contoh 1:

Perusahaan X memiliki biaya produksi sebesar Rp50.000,- per unit produk. Biaya operasionalnya adalah sebagai berikut:

  • Biaya sewa tempat produksi: Rp5.000.000,- per bulan
  • Gaji karyawan tetap: Rp10.000.000,- per bulan
  • Gaji karyawan produksi: Rp20.000,- per unit produk
  • Listrik: Rp2.500.000,- per bulan

Jika perusahaan X berhasil menjual 2.000 unit produk, berapa harga pokok penjualan yang dihasilkan?

Penyelesaian:

Harga Pokok Penjualan = Biaya Produksi + Biaya Operasional

Harga Pokok Penjualan = (Rp50.000,- x 2.000) + (Rp5.000.000,- + Rp10.000.000,- + (Rp20.000,- x 2.000) + Rp2.500.000,-)

Harga Pokok Penjualan = Rp144.000.000,-

Dari contoh di atas, harga pokok penjualan yang dihasilkan sebesar Rp144.000.000,-.

Contoh 2:

Perusahaan Y memiliki biaya produksi sebesar Rp100.000,- per unit produk. Biaya operasionalnya adalah sebagai berikut:

  • Biaya sewa tempat produksi: Rp10.000.000,- per bulan
  • Gaji karyawan tetap: Rp15.000.000,- per bulan
  • Gaji karyawan produksi: Rp25.000,- per unit produk
  • Listrik: Rp3.500.000,- per bulan

Jika perusahaan Y berhasil menjual 1.000 unit produk, berapa harga pokok penjualan yang dihasilkan?

Penyelesaian:

Harga Pokok Penjualan = Biaya Produksi + Biaya Operasional

Harga Pokok Penjualan = (Rp100.000,- x 1.000) + (Rp10.000.000,- + Rp15.000.000,- + (Rp25.000,- x 1.000) + Rp3.500.000,-)

Harga Pokok Penjualan = Rp153.500.000,-

Dari contoh di atas, harga pokok penjualan yang dihasilkan sebesar Rp153.500.000,-.

Laba Bersih: Pengertian, Rumus, dan Cara Menghitungnya

Laba bersih merupakan laba yang dihasilkan setelah dikurangi dengan pajak. Dalam hitungan ini, terdapat beberapa rumus yang perlu diketahui. Rumus-rumus tersebut di antaranya adalah:

Laba Sebelum Pajak = Laba Penjualan – Biaya Operasional

Pajak = Laba Sebelum Pajak x Persentase Pajak

Laba Bersih = Laba Sebelum Pajak – Pajak

Dari rumus-rumus tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa laba bersih adalah laba yang dihasilkan setelah dikurangi dengan pajak. Sedangkan laba sebelum pajak adalah laba yang dihasilkan dari harga jual dikurangi dengan biaya produksi dan biaya operasional.

Berikut ini adalah dua contoh cara menghitung laba bersih:

Contoh 1:

Perusahaan X memiliki laba penjualan sebesar Rp500.000.000,- dan biaya operasional sebesar Rp300.000.000,-. Pajak yang harus dibayarkan adalah sebesar 25%. Berapa laba bersih yang dihasilkan?

Penyelesaian:

Laba Sebelum Pajak = Laba Penjualan – Biaya Operasional

Laba Sebelum Pajak = Rp500.000.000,- – Rp300.000.000,-

Laba Sebelum Pajak = Rp200.000.000,-

Pajak = Laba Sebelum Pajak x Persentase Pajak

Pajak = Rp200.000.000,- x 25%

Pajak = Rp50.000.000,-

Laba Bersih = Laba Sebelum Pajak – Pajak

Laba Bersih = Rp200.000.000,- – Rp50.000.000,-

Laba Bersih = Rp150.000.000,-

Dari contoh di atas, laba bersih yang dihasilkan sebesar Rp150.000.000,-.

Baca Juga :  Cara Membuat Grafik Error Bar Di Excel

Contoh 2:

Perusahaan Y memiliki laba penjualan sebesar Rp1.000.000.000,- dan biaya operasional sebesar Rp700.000.000,-. Pajak yang harus dibayarkan adalah sebesar 30%. Berapa laba bersih yang dihasilkan?

Penyelesaian:

Laba Sebelum Pajak = Laba Penjualan – Biaya Operasional

Laba Sebelum Pajak = Rp1.000.000.000,- – Rp700.000.000,-

Laba Sebelum Pajak = Rp300.000.000,-

Pajak = Laba Sebelum Pajak x Persentase Pajak

Pajak = Rp300.000.000,- x 30%

Pajak = Rp90.000.000,-

Laba Bersih = Laba Sebelum Pajak – Pajak

Laba Bersih = Rp300.000.000,- – Rp90.000.000,-

Laba Bersih = Rp210.000.000,-

Dari contoh di atas, laba bersih yang dihasilkan sebesar Rp210.000.000,-.

FAQ

Pertanyaan 1: Apa saja faktor yang memengaruhi laba bersih pada perusahaan dagang?

Jawaban: Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi laba bersih pada perusahaan dagang, di antaranya adalah:

  • Biaya produksi: semakin besar biaya produksi, maka semakin kecil pula laba bersih yang dihasilkan.
  • Harga jual: semakin tinggi harga jual, maka semakin besar pula laba bersih yang dihasilkan.
  • Kompetitor: jika persaingan sangat ketat, maka laba bersih yang dihasilkan bisa turun karena harga jual harus diatur agar tetap bersaing.
  • Pajak: pajak juga bisa mempengaruhi laba bersih, semakin tinggi pajak maka semakin kecil laba bersih yang dihasilkan.

Pertanyaan 2: Apa pentingnya memiliki pengetahuan mengenai perhitungan laba penjualan, harga pokok penjualan, dan laba bersih pada perusahaan dagang?

Jawaban: Pengetahuan mengenai perhitungan laba penjualan, harga pokok penjualan, dan laba bersih pada perusahaan dagang sangat penting bagi para pelaku bisnis untuk mengelola keuangan perusahaan dengan efektif. Dengan mengetahui perhitungan tersebut, pelaku bisnis dapat membuat keputusan yang tepat mengenai strategi harga jual, biaya produksi, dan bagaimana meningkatkan laba bersih.

Video Youtube

Berikut ini adalah video Youtube tentang cara menghitung laba bersih pada perusahaan dagang: