Penjualan dan laba menjadi dua hal yang penting bagi sebuah bisnis. Meskipun terdengar mudah, menghitung laba penjualan dan manajemen laba tidaklah semudah yang dibayangkan. Kesalahan dalam menghitung laba bisa berdampak pada kinerja keuangan perusahaan yang buruk. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara menghitung kedua aspek tersebut dengan benar.
Cara Menghitung Laba Penjualan
Laba penjualan bisa dihitung dengan menggunakan rumus sederhana yaitu:
Rumus tersebut menghitung keuntungan kotor yang didapat dari penjualan suatu produk atau jasa. Keuntungan kotor adalah selisih antara pendapatan dan biaya pokok penjualan. Pendapatan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan suatu produk atau jasa, sedangkan biaya pokok penjualan adalah biaya untuk membuat dan menjual produk atau jasa tersebut.
Contohnya, sebuah perusahaan memiliki pendapatan sebesar Rp100 juta dari penjualan produk, sedangkan biaya pokok penjualan mencapai Rp50 juta. Maka, keuntungan kotor yang didapat dari penjualan produk tersebut adalah:
Keuntungan kotor = pendapatan – biaya pokok penjualan
Keuntungan kotor = Rp100 juta – Rp50 juta
Keuntungan kotor = Rp50 juta
Dalam hitungan ini, belum termasuk biaya operasional, bunga pinjaman, pajak, atau pengurangan lainnya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan laba bersih dari penjualan, diperlukan perhitungan yang lebih rinci.
Rumus untuk menghitung laba bersih dari penjualan adalah:
Laba bersih dari penjualan adalah keuntungan kotor yang telah dikurangi dengan semua pengeluaran termasuk biaya operasional, pajak dan bunga pinjaman. Hal ini akan memberikan gambaran lebih akurat tentang seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh dari penjualan.
Contohnya, sebuah perusahaan memiliki pendapatan sebesar Rp100 juta dari penjualan produk, sedangkan biaya pokok penjualan mencapai Rp50 juta. Biaya operasional dan pajak sebesar Rp30 juta. Maka, laba bersih dari penjualan produk tersebut adalah:
Laba bersih = keuntungan kotor – biaya operasional – pajak
Laba bersih = Rp50 juta – Rp30 juta
Laba bersih = Rp20 juta
Dari contoh di atas, diperoleh laba bersih sebesar Rp20 juta dari penjualan produk senilai Rp100 juta. Dengan demikian, perusahaan tersebut memiliki tingkat keuntungan sebesar 20% dari penjualan produk.
Cara Menghitung Manajemen Laba
Manajemen laba adalah praktik mengelola keuangan perusahaan dengan cara yang ditujukan untuk meningkatkan penampilan keuangan perusahaan. Salah satu cara yang digunakan untuk mengelola laba adalah dengan melakukan manipulasi angka-angka keuangan untuk menyembunyikan sebagian dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Praktik ini terlihat tidak etis, namun masih banyak dilakukan oleh perusahaan terutama untuk meningkatkan harga saham perusahaan.
Meskipun demikian, manajemen laba tidak selalu ilegal. Ada juga cara yang sah untuk mengelola laba yang dikenal sebagai manajemen laba positif yaitu menggunakan praktik yang bermanfaat bagi perusahaan. Contohnya, dengan melakukan investasi untuk meningkatkan keuntungan di masa depan, atau memotong biaya produksi yang tidak diperlukan.
Rumus untuk menghitung manajemen laba adalah:
Formula tersebut menghitung perubahan kinerja keuangan perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya sebagai persentase dari laba tahun lalu. Contohnya, jika laba tahun sebelumnya adalah Rp1 miliar dan laba tahun ini adalah Rp1,1 miliar, maka perubahan kinerja akan dihitung sebagai:
Perubahan kinerja = (Rp1,1 miliar – Rp1 miliar) / Rp1 miliar x 100%
Perubahan kinerja = 10%
Perubahan kinerja sebesar 10% menunjukkan bahwa perusahaan mengalami peningkatan laba tahun ini sebesar 10% dibandingkan dengan tahun lalu. Namun, penghitungan manajemen laba tidak selalu akurat karena bisa dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak terlihat dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, perhitungan manajemen laba sebaiknya digunakan hanya sebagai referensi dan tidak dijadikan sumber informasi utama dalam pengambilan keputusan bisnis.
FAQ
Apa perbedaan antara laba bersih dan laba kotor?
Laba kotor adalah selisih antara pendapatan dan biaya pokok penjualan. Sedangkan laba bersih adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi dengan semua pengeluaran termasuk biaya operasional dan pajak.
Manajemen laba ilegal atau legal?
Manajemen laba tidak selalu ilegal. Ada juga cara yang sah untuk mengelola laba yang dikenal sebagai manajemen laba positif yaitu menggunakan praktik yang bermanfaat bagi perusahaan seperti dengan melakukan investasi untuk meningkatkan keuntungan di masa depan atau memotong biaya produksi yang tidak diperlukan. Namun, ada juga praktik yang tidak etis seperti melakukan manipulasi angka-angka keuangan untuk menyembunyikan sebagian keuntungan yang diperoleh perusahaan yang kami sebut dengan manajemen laba negatif. Praktik ini ilegal dan dapat merugikan perusahaan dan investor.
Itulah beberapa cara menghitung laba penjualan dan manajemen laba. Dalam melaksanakan praktik manajemen laba, perlu diingatkan bahwa integritas dan etika bisnis harus dijaga. Kedua aspek tersebut tidak hanya berdampak pada kinerja keuangan perusahaan, tetapi juga mencerminkan karakter perusahaan dan memengaruhi reputasi perusahaan di mata publik.