Tips Membuat Laporan Keuangan dengan Excel
Membuat laporan keuangan tidaklah sulit jika Anda menggunakan Microsoft Excel. Excel adalah aplikasi spreadsheet yang dapat membantu Anda mengorganisir data keuangan dengan lebih mudah dan efisien. Dengan Excel, Anda bisa membuat tabel, grafik, dan rumus untuk menghitung angka-angka penting dalam laporan keuangan Anda.
1. Memahami Konsep Dasar Laporan Keuangan
Sebelum membuat laporan keuangan, sebaiknya Anda memahami konsep dasar laporan keuangan terlebih dahulu. Laporan keuangan terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:
a. Neraca
Neraca adalah bagian dari laporan keuangan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu. Neraca terdiri dari dua bagian utama, yaitu aset dan kewajiban. Aset adalah sumber daya yang dimiliki perusahaan, seperti kas, piutang, dan inventaris. Kewajiban adalah utang yang harus dibayar perusahaan, seperti hutang bank dan hutang kepada supplier.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah bagian dari laporan keuangan yang menunjukkan kinerja keuangan perusahaan selama periode tertentu, biasanya dalam satu tahun. Laporan laba rugi terdiri dari pendapatan dan beban. Pendapatan adalah penerimaan perusahaan dari penjualan produk atau jasa. Beban adalah pengeluaran perusahaan untuk operasional, seperti gaji karyawan, biaya listrik, dan biaya bahan baku.
c. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah bagian dari laporan keuangan yang menunjukkan aliran kas masuk dan keluar perusahaan selama periode tertentu. Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian, yaitu arus kas dari aktivitas operasional, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan.
2. Membuat Tabel Neraca dengan Excel
Sekarang, mari kita mulai membuat tabel neraca menggunakan Excel. Pertama-tama, buka aplikasi Excel dan buat lembar baru. Beri nama lembar baru tersebut dengan “Neraca”.
a. Menambahkan Judul Tabel
Di atas tabel, tambahkan judul tabel yang sesuai dengan isi tabel tersebut. Misalnya, “Neraca Perusahaan XYZ per 31 Desember 2021”.
b. Menambahkan Kolom Aset
Di sisi kiri tabel, tambahkan kolom untuk aset. Beri nama kolom tersebut dengan “Aset”. Di bawah nama kolom tersebut, tuliskan jenis-jenis aset yang dimiliki perusahaan. Pada contoh tabel di atas, jenis-jenis aset yang dimiliki perusahaan adalah kas, piutang, dan inventaris.
c. Menambahkan Kolom Kewajiban
Di sisi kanan tabel, tambahkan kolom untuk kewajiban. Beri nama kolom tersebut dengan “Kewajiban”. Di bawah nama kolom tersebut, tuliskan jenis-jenis kewajiban yang dimiliki perusahaan. Pada contoh tabel di atas, jenis-jenis kewajiban yang dimiliki perusahaan adalah hutang bank dan hutang kepada supplier.
d. Menambahkan Kolom Ekuitas
Di bagian bawah tabel, tambahkan kolom untuk ekuitas. Beri nama kolom tersebut dengan “Ekuitas”. Di bawah nama kolom tersebut, tuliskan jenis-jenis ekuitas yang dimiliki perusahaan. Pada contoh tabel di atas, jenis-jenis ekuitas yang dimiliki perusahaan adalah modal.
e. Mengisi Data Aset, Kewajiban, dan Ekuitas
Setelah menambahkan kolom-kolom tersebut, masukkan data aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan ke dalam tabel. Pastikan data yang dimasukkan sudah benar dan akurat. Data aset, kewajiban, dan ekuitas harus saling seimbang agar neraca perusahaan seimbang.
3. Membuat Laporan Laba Rugi dengan Excel
Selain neraca, Anda juga bisa membuat laporan laba rugi menggunakan Excel. Pertama-tama, buka aplikasi Excel dan buat lembar baru. Beri nama lembar baru tersebut dengan “Laba Rugi”.
a. Menambahkan Judul Laporan
Di atas tabel, tambahkan judul laporan laba rugi yang sesuai dengan isi laporan tersebut. Misalnya, “Laporan Laba Rugi Perusahaan XYZ Tahun 2021”.
b. Menambahkan Kolom Pendapatan
Di sisi kiri tabel, tambahkan kolom untuk pendapatan. Beri nama kolom tersebut dengan “Pendapatan”. Di bawah nama kolom tersebut, tuliskan jenis-jenis pendapatan yang diterima perusahaan. Pada contoh tabel di atas, jenis-jenis pendapatan yang diterima perusahaan adalah penjualan produk dan jasa.
c. Menambahkan Kolom Beban
Di sisi kanan tabel, tambahkan kolom untuk beban. Beri nama kolom tersebut dengan “Beban”. Di bawah nama kolom tersebut, tuliskan jenis-jenis beban yang dikeluarkan perusahaan. Pada contoh tabel di atas, jenis-jenis beban yang dikeluarkan perusahaan adalah gaji karyawan, biaya listrik, dan biaya bahan baku.
d. Menghitung Total Pendapatan
Setelah menambahkan kolom-kolom tersebut, masukkan data pendapatan dan beban ke dalam tabel. Selanjutnya, di bawah kolom pendapatan, hitung total pendapatan dengan menggunakan rumus SUM. Caranya adalah dengan mengetikkan “=SUM(cell1:cell2)” di bawah kolom pendapatan, di mana cell1 adalah sel pertama yang berisi angka pendapatan dan cell2 adalah sel terakhir yang berisi angka pendapatan. Contohnya adalah “=SUM(E5:E8)”.
e. Menghitung Total Beban
Selanjutnya, di bawah kolom beban, hitung total beban dengan menggunakan rumus SUM. Caranya sama seperti menghitung total pendapatan, hanya saja menggunakan sel yang berisi angka beban.
f. Menghitung Laba atau Rugi
Setelah menghitung total pendapatan dan total beban, hitung laba atau rugi perusahaan dengan menggunakan rumus pengurangan. Caranya adalah dengan mengetikkan “=angka pendapatan – angka beban” di bawah kolom laba. Contohnya adalah “=E9-E13”.
4. Membuat Laporan Arus Kas dengan Excel
Selain neraca dan laporan laba rugi, Anda juga bisa membuat laporan arus kas menggunakan Excel. Pertama-tama, buka aplikasi Excel dan buat lembar baru. Beri nama lembar baru tersebut dengan “Arus Kas”.
a. Menambahkan Judul Laporan
Di atas tabel, tambahkan judul laporan arus kas yang sesuai dengan isi laporan tersebut. Misalnya, “Laporan Arus Kas Perusahaan XYZ Tahun 2021”.
b. Menambahkan Kolom Aktivitas Operasional
Di sisi kiri tabel, tambahkan kolom untuk aktivitas operasional. Beri nama kolom tersebut dengan “Aktivitas Operasional”. Di bawah nama kolom tersebut, tuliskan jenis-jenis aktivitas operasional yang mempengaruhi arus kas perusahaan, seperti penerimaan piutang, pembayaran hutang, dan pembayaran gaji karyawan.
c. Menambahkan Kolom Aktivitas Investasi
Di tengah tabel, tambahkan kolom untuk aktivitas investasi. Beri nama kolom tersebut dengan “Aktivitas Investasi”. Di bawah nama kolom tersebut, tuliskan jenis-jenis aktivitas investasi yang dilakukan perusahaan, seperti pembelian aset tetap dan pembayaran dividen.
d. Menambahkan Kolom Aktivitas Pendanaan
Di sisi kanan tabel, tambahkan kolom untuk aktivitas pendanaan. Beri nama kolom tersebut dengan “Aktivitas Pendanaan”. Di bawah nama kolom tersebut, tuliskan jenis-jenis aktivitas pendanaan yang dilakukan perusahaan, seperti pengambilan pinjaman bank dan pembelian saham.
e. Menghitung Total Arus Kas
Setelah menambahkan kolom-kolom tersebut, masukkan data arus kas perusahaan ke dalam tabel. Selanjutnya, di bawah kolom Aktivitas Pendanaan, hitung total arus kas dengan menggunakan rumus SUM. Caranya sama seperti menghitung total pendapatan dan total beban, hanya saja menggunakan sel yang berisi angka arus kas.
FAQ
1. Apa saja keuntungan menggunakan Excel untuk membuat laporan keuangan?
Jawaban:
Ada beberapa keuntungan menggunakan Excel untuk membuat laporan keuangan, di antaranya:
- Mudah digunakan dan dipahami
- Dapat menyimpan data dalam jumlah besar
- Dapat mengolah data dengan cepat dan akurat
- Dapat membuat grafik dan diagram untuk mempresentasikan data dengan lebih jelas dan menarik
- Dapat menambahkan rumus dan fungsi matematika untuk menghitung angka-angka penting dalam laporan keuangan
2. Apakah Excel dapat digunakan untuk membuat laporan keuangan yang kompleks?
Jawaban:
Ya, Excel dapat digunakan untuk membuat laporan keuangan yang kompleks. Excel memiliki banyak fitur dan fungsi yang dapat membantu Anda mengolah data keuangan dengan lebih efisien. Anda juga dapat memanfaatkan template atau contoh laporan keuangan yang tersedia di Excel untuk memudahkan Anda dalam membuat laporan keuangan yang kompleks.
Video Tutorial
Berikut ini adalah video tutorial cara membuat laporan keuangan sederhana dengan Microsoft Excel: