Melakukan penghitungan dan pengukuran dalam berbagai bidang memerlukan ketelitian dan keakuratan dalam prosesnya. Faktor presisi dan akurasi sering kali menjadi pertimbangan dalam menentukan kualitas pengukuran dan penghitungan yang dilakukan. Namun, apa sebenarnya perbedaan antara presisi dan akurasi?
Presisi dapat diartikan sebagai tingkat keberulangan hasil pengukuran yang diperoleh. Presisi yang tinggi menunjukkan adanya keseragaman hasil pengukuran, di mana nilai-nilai yang dihasilkan cenderung mendekati nilai rata-rata atau mean. Sebaliknya, presisi yang rendah menunjukkan adanya variasi yang cukup signifikan antara hasil pengukuran yang diperoleh.
Sementara itu, akurasi dapat diartikan sebagai seberapa dekat nilai rata-rata hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya yang seharusnya. Akurasi yang tinggi menunjukkan adanya keberhasilan dalam menghasilkan nilai yang mendekati nilai sebenarnya, sedangkan akurasi yang rendah menunjukkan adanya kesalahan dalam menghasilkan nilai yang mendekati nilai sebenarnya.
Dalam kebanyakan kasus, presisi dan akurasi tidak berjalan seiring. Dalam beberapa kasus, hasil pengukuran bisa mencapai tingkat presisi yang tinggi, namun nilai-nilai yang diperoleh tidak dekat dengan nilai sebenarnya, sehingga akurasinya rendah. Sebaliknya, hasil pengukuran bisa memiliki tingkat akurasi yang tinggi, namun presisinya rendah karena nilai-nilai pengukuran memiliki variasi yang cukup besar. Oleh karena itu, tingkat presisi dan akurasi merupakan faktor yang harus diperhatikan dengan baik dalam melakukan pengukuran dan penghitungan.
Bagaimana cara menghitung kesalahan presisi dalam pengukuran?
Kesalahan presisi dalam pengukuran dapat dihitung dengan menggunakan deviasi standar atau standard deviation. Deviasi standar merupakan ukuran variasi atau ketidaksamaan atau pembagian nilai-nilai pengukuran dari nilai rata-rata. Semakin besar nilai deviasi standar, semakin besar variasi antara nilai-nilai pengukuran dan rata-rata pengukuran yang dilakukan, sehingga presisinya semakin rendah.
Sebagai contoh, Misalnya kita melakukan pengukuran panjang 10 buah benda. Hasil pengukuran yang diperoleh adalah sebagai berikut:
10.5 cm, 10 cm, 10.2 cm, 10.4 cm, 10.3 cm, 10.1 cm, 10.5 cm, 10.4 cm, 10.2 cm, 10.3 cm.
Kita dapat menghitung nilai rata-rata dari hasil pengukuran tersebut, dengan menjumlahkan semua nilai pengukuran, dan dibagi dengan jumlah pengukuran yang dilakukan. Dalam kasus ini, nilai rata-rata adalah:
(10.5 + 10 + 10.2 + 10.4 + 10.3 + 10.1 + 10.5 + 10.4 + 10.2 + 10.3) / 10 = 10.3 cm
Selanjutnya, kita dapat menghitung deviasi standar dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
√(( (10.5-10.3)^2 + (10-10.3)^2 + (10.2-10.3)^2 + (10.4-10.3)^2 + (10.3-10.3)^2 + (10.1-10.3)^2 + (10.5-10.3)^2 + (10.4-10.3)^2 + (10.2-10.3)^2 + (10.3-10.3)^2) / 10)
Hasil dari perhitungan tersebut adalah 0,15. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variasi antara nilai-nilai pengukuran dan rata-rata pengukuran yang dilakukan cukup kecil, sehingga presisinya cukup tinggi.
Bagaimana cara meningkatkan akurasi hasil pengukuran?
Untuk meningkatkan akurasi hasil pengukuran, kami menyarankan beberapa hal berikut:
1. Menggunakan alat pengukuran yang berkualitas dan terkalibrasi. Alat pengukuran yang berkualitas akan memberikan hasil pengukuran yang lebih akurat, sedangkan kalibrasi secara rutin akan memastikan alat tetap dalam kondisi yang optimal.
2. Mengkaji faktor-faktor pengaruh dalam pengukuran. Pengaruh luar, seperti suhu, kelembaban, atau tekanan dapat memengaruhi hasil pengukuran, sehingga harus diperhatikan untuk mencapai akurasi yang tinggi.
3. Melakukan pengulangan pengukuran. Dengan melakukan pengukuran lebih dari satu kali, akan memberikan kesempatan untuk memeriksa hasil pengukuran dan memastikan akurasi yang lebih tinggi.
4. Menetapkan range pengukuran yang realistis. Menetapkan range pengukuran yang realistis akan memungkinkan pengukuran yang lebih akurat dan lebih mudah dikontrol.
Selain menggunakan panduan diatas, penentuan akurasi tergantung pada jenis pengukurannya. Sebaiknya konsultasi dengan pakar jika melakukan pengukuran yang berkaitan dengan kehidupan nyata seperti pengukuran dalam bidang kedokteran dan lain-lain.
FAQ
1. Apa peran presisi dan akurasi dalam kehidupan sehari-hari?
Presisi dan akurasi memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam melakukan pengukuran dan penghitungan dalam berbagai bidang seperti industri, perdagangan, produksi, dan lain-lain. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melakukan pengukuran, seperti mengukur berat badan, mengukur volume bahan baku, mengukur jarak, dan lain-lain. Dengan mengetahui presisi dan akurasi yang diperlukan dalam setiap pengukuran yang dilakukan, dapat membantu mencegah terjadinya kesalahan dan memberikan hasil yang akurat dan dapat dipercaya.
2. Apa dampak dari kesalahan presisi dan akurasi dalam kehidupan sehari-hari?
Kesalahan presisi dan akurasi dalam kehidupan sehari-hari dapat menyebabkan konsekuensi yang signifikan, terutama ketika melakukan pengukuran pada benda atau materi yang bernilai tinggi seperti dalam industri. Kesalahan pengukuran yang signifikan dapat mengakibatkan kerusakan pada produk, penurunan kualitas, dan bahkan kecelakaan kerja yang fatal. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui dan memahami presisi dan akurasi untuk mencapai hasil pengukuran yang lebih akurat dan dapat dipercaya.
Berikut adalah video Youtube yang dapat memperjelas pengertian mengenai presisi dan akurasi:
(embed video Youtube disini)
Kesimpulan
Presisi dan akurasi merupakan faktor penting dalam melakukan pengukuran dan penghitungan dalam berbagai bidang. Tingkat presisi dan akurasi harus dipertimbangkan dengan baik untuk memastikan hasil pengukuran yang diperoleh dapat dipercaya dan akurat. Deviasi standar dapat digunakan untuk menghitung presisi, sedangkan kalibrasi dan pengulangan pengukuran dapat membantu meningkatkan akurasi hasil pengukuran. Penting untuk memahami perbedaan antara presisi dan akurasi, serta memperhatikan faktor-faktor yang dapat memengaruhi hasil pengukuran untuk mencapai kualitas yang lebih baik.